ikuti Saluran WhatsApp Rumahdisolo.com. Klik WhatsApp

Pamitan

Aku masih keinget jelas momen pertama kali minta izin buat mendaki Gunung. Dua minggu penuh, setiap hari aku ulang kalimat yang sama, dan jawabannya juga nyaris selalu sama: belum boleh. Rasanya capek, tapi entah kenapa aku nggak bisa berhenti mencoba.

Bukan karena pengin bandel atau sok berani. Ada rasa penasaran , aku pengen ngerasain naik gunung.

Setiap kali ditolak, pasti ada rasa kesel tipis-tipis. Tapi di situ juga aku belajar buat nahan ego. Aku mulai mikir, mungkin ini bukan soal aku yang nggak dipercaya, tapi mereka yang terlalu khawatir.

Sampai akhirnya, di satu hari yang biasa aja, izin itu keluar. Pesan yang masih aku inget sampai sekarang: jaga diri, tahu batas.

Sejak hari itu, banyak hal berubah. Bukan cuma soal boleh pergi ke mana aja, tapi soal kepercayaan. Dari situ, pelan-pelan aku mulai berani kenal tempat baru, dan yang paling penting, berani jujur sama orang tua.


Dari Dilarang Terus Sampai Dipercaya

Awalnya Cuma Penasaran

Awalnya sesimpel pengen nyobain hal baru. Lihat orang lain bisa ke sana-sini, aku juga pengen ngerasain sendiri.

Orang Tua dan Rasa Khawatir

Kalau dipikir sekarang, larangan mereka masuk akal. Dunia nggak selalu ramah, dan mereka cuma nggak mau aku kenapa-kenapa.

Saat Kepercayaan Mulai Dikasih

Izin itu jadi tanda kalau mereka mulai percaya. Tapi bareng dengan itu, ada tanggung jawab yang otomatis ikut nempel.

Perubahan Sikap

Dulu Proses Sekarang
Banyak larangan Diskusi pelan-pelan Lebih percaya
Takut berlebihan Saling dengar Fokus ke keamanan

Yang Berubah:

  • Cara ngobrol sama orang tua
  • Cara ngambil keputusan
  • Cara jaga diri sendiri

Alur Kejadian:

  1. Minta izin berkali-kali
  2. Jelasin tujuan dan niat
  3. Dapet kepercayaan

Mulai Suka Datang ke Tempat Baru

Alam

Naik gunung, lihat langit pagi/sore. Bikin memanjakan mata

Ruang Baru

Aku juga mulai suka main ke daerah yang belum pernah aku datangi. Semua punya vibes-nya masing-masing.

Keluar dari Zona Aman

Datang ke tempat baru kadang bikin canggung. Tapi justru dari situ aku belajar adaptasi dan nggak gampang panik.

Sekilas Pengalaman

Pengalaman Rasanya
Datang ke tempat baru Deg-degan tapi penasaran
Lihat hal baru Bikin pengin ngerti lebih jauh

Tempat yang Pernah Didatangi:

  • Gunung baru 1x
  • Lingkungan baru

Cara Menikmati Tempat Baru:

  1. Nikmati proses
  2. Pulang bawa cerita

Dari Suka Bohong ke Berani Jujur

Dulu Takut Dimarahin

Dulu, tiap mau pergi, aku sering nggak jujur soal tujuan. Bukan karena niat buruk, tapi takut nggak dibolehin.

Pelan-Pelan Berubah

Setelah dapet kepercayaan, aku mulai berani bilang jujur. Walau deg-degan, tapi rasanya lebih lega.

Cerita Jadi Penghubung

Sekarang, izin bukan cuma formalitas. Kadang aku pulang dan cerita, dan mereka mau dengerin.

Perbandingan Sikap

Dulu Sekarang
Sembunyiin tujuan Jujur dari awal
Takut konflik Siap ngobrol
Pergi diam-diam Pergi pakai izin

Dampak Positif Kejujuran:

  • Hubungan makin enak
  • Lebih tenang pas pergi
  • Kepercayaan terjaga

Langkah Jadi Lebih Jujur:

  1. Bilang tujuan apa adanya
  2. Jelasin rencana
  3. Tanggung jawab sama pilihan

Pada akhirnya, perjalanan ini bukan cuma soal sampai di puncak atau datang ke tempat baru. Ini tentang proses dipercaya, belajar jujur, dan paham batas. Aku sadar, kebebasan itu bukan soal boleh ke mana aja, tapi soal siap tanggung jawab atas setiap langkah.

Siswi SMK Muhammadiyah 1 sukoharjo yang cerdas, Bersemangat, dan Berintegritas. Profil Lengkap saya