ikuti Saluran WhatsApp Rumahdisolo.com. Klik WhatsApp

Cara Buat Grafik Bar, Line, dan Pie Chart

Pelajari cara membuat grafik Bar, Line, dan Pie Chart di Excel dengan mudah! Tingkatkan tampilan datamu sekarang dan buat laporan jadi lebih menarik!

Mau bikin laporan yang nggak ngebosenin? Grafik adalah kuncinya.

Di artikel ini kita bakal bahas lengkap cara buat grafik Bar, Line, dan Pie Chart di spreadsheet (Excel & Google Sheets).

Mulai dari persiapan data, kapan pakai jenis chart yang tepat, langkah-langkah praktis, sampai trik desain supaya visualisasi kamu enak dibaca (UX friendly). Semua pakai bahasa santai dan contoh nyata supaya gampang dipraktikkan oleh pelajar atau anak remaja yang baru belajar spreadsheet.

Langsung aja — ini panjang tapi worth it!


Kenalan dulu: kenapa pakai grafik?

Grafik membantu kita lihat pola, trend, perbandingan, dan komposisi secara cepat. Contoh manfaat:

  • Bandingin penjualan produk A vs B: pakai Bar Chart.
  • Lihat tren penjualan per bulan: Line Chart.
  • Tahu komposisi market share: Pie Chart.

Sebelum bikin chart, selalu pastiin data rapi. Grafik jelek biasanya karena data berantakan, bukan fungsi chart-nya yang salah.


Daftar isi singkat

  1. Persiapan data — aturan dasar
  2. Prinsip desain chart (UX & SEO friendly)
  3. Bar Chart — kapan, cara, opsi (clustered, stacked, horizontal) + contoh
  4. Line Chart — time series, multiple series, smoothing + contoh
  5. Pie Chart — aturan, donut, grouping kecil + contoh
  6. Kombinasi chart & dual axis (bar + line)
  7. Dynamic charts (Table / Named Range / QUERY & ARRAYFORMULA)
  8. Interaktif: Slicers, Filter & PivotChart
  9. Troubleshooting & kesalahan umum
  10. Export, share, dan embed chart
  11. Latihan praktis + jawaban
  12. Ringkasan & tips cepat

1 — Persiapan data: aturan dasar sebelum bikin grafik

Sebelum klik Insert Chart, cek dulu data kamu:

  • Header bersih: baris pertama harus judul kolom. Contoh: `Bulan | Produk | Penjualan`.
  • Tipe data konsisten: tanggal di kolom tanggal harus date type, angka harus numeric (bukan teks), kategori harus teks.
  • Tidak ada baris kosong di antara data.
  • Satu nilai = satu sel: jangan gabung "Bulan:Jan;Feb" di satu sel.
  • Gunakan tabel (Excel Ctrl+T) untuk auto-expand range saat nambah data.

Contoh dataset penjualan (salin ke sheet):

Bulan Produk Penjualan
2025-01 Pensil 12000
2025-01 Buku 15000
2025-02 Pensil 10000
2025-02 Buku 18000
2025-03 Pensil 14000
2025-03 Buku 16000

Kalau datamu per-transaction (banyak baris per bulan), buat summary dulu: `SUMIFS` atau PivotTable untuk total per bulan per produk.

Contoh rumus ringkasan per bulan (helper `MonthYear`):

excel
=TEXT(A2, "yyyy-mm")  // lalu SUMIFS berdasarkan MonthYear dan Produk

2 — Prinsip desain chart (UX & SEO friendly)

Sebelum masuk teknis, sedikit aturan desain supaya grafikmu enak dipandang dan mudah dicerna:

  • Pilih chart yang sesuai tujuan: perbandingan (bar), tren (line), komposisi (pie).
  • Sederhana itu juara: jangan overload dengan 20 series di 1 chart.
  • Label & title jelas: judul singkat + axis labels. Contoh: Penjualan (IDR) per Bulan.
  • Skala axis logis: jangan paksa axis 0–100 kalau datanya 1000–20000. Biasanya axis harus mulai 0 untuk bar.
  • Gunakan warna kontras & konsisten: pakai max 3–4 warna utama. Untuk aksesibilitas, pilih warna yang ramah buta warna (ColorBrewer punya palet baik).
  • Tambahkan legenda & data labels bila perlu — tapi hindari berantakan.
  • Annotate penting: tambahkan garis target atau catatan event (promo) kalau ada spike.
  • Responsive & exportable: pastikan chart tetap terbaca saat di copy ke slide.

SEO friendly: jika chart di web, tambahkan deskripsi teks (alt text) dan caption supaya mesin pencari & screen reader paham isi chart.


3 — Bar Chart (kolom & bar horizontal)

Kapan pakai Bar Chart?

  • Bandingin nilai antar kategori (produk, region, siswa).
  • Tunjukkan rank / peringkat.
  • Data diskrit (kategori) bukan continuous time series (pakai line).

Variasi:

  • Clustered (Grouped) Bar: bandingkan beberapa kategori per cluster (produk per bulan).
  • Stacked Bar: tunjukkan komposisi dan total (mis. total penjualan terdiri dari produk A+B).
  • 100% Stacked: komposisi relatif (persentase tiap bagian dari 100%).
  • Horizontal Bar: cocok kalau nama kategori panjang (lebih rapi).

Langkah cepat bikin Bar Chart (Excel)

  1. Siapkan summary (contoh grid: Bulan di kolom A, Produk sebagai kolom header, nilai Penjualan di grid).
  2. Pilih range summary (termasuk header).
  3. Insert → Chart → Column Chart → pilih Clustered Column (atau Stacked kalau mau).
  4. Atur Title, Axis Titles: Chart Tools → Design/Format.
  5. Tambah data labels: Chart Elements → Data Labels → pilih posisi (Inside End umumnya bagus).
  6. Ubah warna series: klik series → Format Data Series → Fill.

Langkah cepat bikin Bar Chart (Google Sheets)

  1. Pilih range.
  2. Insert → Chart.
  3. Di Chart Editor (right), Chart type → Column chart.
  4. Customisasi di Customize tab: Series, Axis, Legend, Data labels.

Contoh praktis (Clustered Column)

Data ringkasan:

Bulan Pensil Buku
2025-01 12000 15000
2025-02 10000 18000
2025-03 14000 16000

Pilih A1:C4 lalu insert column chart → hasil: dua bar per bulan (Pensil, Buku).

Tips desain khusus Bar Chart

  • Untuk ranking, urutkan data menurun supaya bar terbesar di atas (kalo horizontal) atau kiri (kalo vertical).
  • Batasi teks panjang: wrap judul kategori atau rotate axis labels 45°.
  • Jangan pakai bar berwarna pelangi kecuali memang butuh; gunakan 2–3 warna konsisten.

4 — Line Chart (grafik garis)

Kapan pakai Line Chart?

  • Visualisasi trends / time series (penjualan per bulan, suhu per hari).
  • Tampilkan perubahan kontinu antar titik waktu.
  • Bandingkan beberapa series dengan sumbu waktu yang sama.

Line vs Area vs Smoothing

  • Line: best untuk tren jelas.
  • Area: kalau mau lihat volume total di bawah kurva.
  • Smoothing: kurva halus (tapi jangan sembunyikan mode data).

Langkah cepat bikin Line Chart (Excel)

  1. Data time series: tanggal/bulan di kolom A, nilai di B, C, dst.
  2. Pilih range → Insert → Line Chart → pilih tipe (Line with Markers sering oke).
  3. Format Axis: X-Axis -> pastikan format date/interval benar.
  4. Tambah gridlines/minor grid supaya mudah baca.
  5. Tambah trendline jika perlu (Right click series → Add Trendline).

Langkah cepat bikin Line Chart (Google Sheets)

  1. Pilih range (tanggal + series).
  2. Insert → Chart → Chart type → Line chart.
  3. Customize axis / series / point size di Chart Editor.

Contoh praktis (Time series)

Data:

Bulan Total Penjualan
2025-01 27000
2025-02 28000
2025-03 30000
2025-04 35000

Pilih A1:B5 → insert line chart → hasil: garis yang naik dari Jan ke Apr.

Multi-series line

Kalau mau bandingkan Pensil vs Buku vs Pulpen di satu grafik: buat setiap produk jadi satu series (kolom terpisah). Pastikan warna series berbeda & ada legend.

Tips desain Line Chart

  • Pakai markers untuk titik penting (data point).
  • Kalau ada outlier, pertimbangkan annotasi.
  • Untuk readability, jika banyak series (>5), pertimbangkan small multiples (banyak mini-chart per series) daripada satu chart penuh.

5 — Pie Chart

Kapan pakai Pie Chart?

  • Untuk menampilkan komposisi dari total (market share, proporsi pengeluaran).
  • Hanya untuk 1 series & kategori terbatas (idealnya ≤6 slice).

Kenapa hati-hati pakai Pie?

  • Sulit bandingkan slice mirip ukuran (mis. 19% vs 22%).
  • Buruk untuk banyak kategori; gunakan bar chart sebagai alternatif jika >6 kategori.

Variasi:

  • Donut: pie berlubang di tengah; enak untuk menaruh label ringkasan di tengah.
  • Exploded pie: keluarkan satu slice untuk penekanan.

Langkah cepat bikin Pie Chart (Excel)

  1. Siapkan table: Kategori + Nilai.
  2. Pilih range → Insert → Pie → pilih Pie/Donut.
  3. Tambah data labels (value atau percentage).
  4. Jika terlalu banyak slice kecil, gabungkan beberapa ke "Other" (helper column).

Langkah cepat bikin Pie Chart (Google Sheets)

  1. Pilih range → Insert → Chart → Chart type → Pie Chart.
  2. Customize → Slice label → pilih Percentage.
  3. Add slice labels & legend.

Contoh praktis (Pie)

Data:

Produk Penjualan
Pensil 37000
Buku 49000
Pulpen 20000
Insert -> Pie chart -> tampil pie 3 slice. Tambah labels % buat pembaca.

Tips desain Pie Chart

  • Gunakan maksimum 4–6 slice.
  • Urutkan slice descending, letakkan paling besar di posisi 12 jam.
  • Pakai warna kontras untuk highlight slice utama.
  • Sertakan persentase & nilai jika perlu.

6 — Kombinasi Grafik: Bar + Line (Combo Chart) & Dual Axis

Kadang kamu butuh menampilkan dua metrik beda skala di satu chart — mis. `Penjualan (IDR)` dan `Jumlah Order (pcs)`; penjualan jutaan, order ratusan. Solusi: combo chart (bar untuk penjualan, line untuk order) dan secondary axis untuk skala kedua.

Cara bikin Combo Chart (Excel)

  1. Pilih data range (Bulan, Penjualan, Order).
  2. Insert → Recommended Charts → Combo → pilih `Clustered Column - Line on Secondary Axis`.
  3. Atur axis title untuk primary & secondary axis.
  4. Tambah data labels atau trendline jika butuh.

Cara di Google Sheets

  1. Pilih range → Insert → Chart → Chart type → Combo chart.
  2. Di Chart Editor → Series → pilih series yang dibikin line → check `Axis -> Right axis`.
  3. Customisasi warna & styles.

Contoh praktis

Data

Bulan Penjualan Order
Jan 27000 120
Feb 28000 110
Mar 30000 150

Buat combo → Bar (Penjualan) + Line (Order, secondary axis). Jadi pembaca bisa lihat tren penjualan sekaligus fluktuasi jumlah order.

Tips Combo Chart

  • Pastikan kedua axis punya label & unit.
  • Jangan pakai dual axis kalau metrik berkaitan erat — bisa menipu pembaca. Dual axis ideal bila skala berbeda & perbandingan masih masuk akal.
  • Gunakan warna berbeda & garis tebal agar line terlihat.

7 — Dynamic Charts: chart yang update otomatis saat data berubah

Supaya chart otomatis mengikuti penambahan data, gunakan fitur dynamic ranges:

Excel: Gunakan Table (paling mudah)

  1. Pilih data → `Ctrl+T` → beri nama table mis. `SalesTable`.
  2. Buat chart berdasarkan `SalesTable`. Saat kamu tambahkan baris baru, chart akan ikut update.

Excel: Named Range + INDEX (jika perlu)

Contoh named range `Months` yang otomatis:

=Sheet1!$A$2:INDEX(Sheet1!$A:$A,COUNTA(Sheet1!$A:$A))

Chart gunakan named range tersebut sebagai series.

Google Sheets: gunakan range yang mencakup banyak baris atau gunakan `ARRAYFORMULA`/`QUERY`

  • Simpel: pilih range yang jauh jangkauannya, mis. A1:B1000; ketika data di baris 10 ditambah, chart tercover.
  • Lebih rapi: gunakan helper sheet yang pakai `QUERY`/`FILTER` untuk buat summary dinamis, lalu chart dari hasil itu.

Contoh nyata

Buat Table `SalesTable` dan chart berdasarkan table → tambahkan baris `2025-04` data baru → chart otomatis tumbuh.


8 — Interaktif: Slicer, Filter & PivotChart

Interaktivitas bikin chart lebih berguna:

  • Slicer (Excel) — visual filter untuk table/pivot/chart. Insert → Slicer → pilih field (Region, Produk). Klik slicer untuk filter chart.
  • Filter Views / Slicers di Google Sheets: Google Sheets punya Filter view; ada juga Pivot table with filter. Untuk slicer-like functionality, gunakan Data → Slicer (fitur ada di Google Sheets terbaru).

PivotChart: Pivot + Chart → chart yang mengambil data dari PivotTable, cocok untuk analisis ad-hoc; cukup klik filter di Pivot untuk update chart.


9 — Troubleshooting & kesalahan umum

Beberapa masalah umum dan solusinya:

Chart kosong / series tidak muncul
  • Pastikan range data sudah benar dan bukan teks.
  • Jika axis tanggal tampil acak, konversi kolom tanggal ke Date type.
X-axis menampilkan angka serial (44212)
  • Format axis → set format date; atau konfirmasi kolom input adalah Date, bukan teks.
Label bertumpuk / tidak terbaca
  • Rotate labels 45° atau 90°.
  • Gunakan horizontal bar chart untuk kategori panjang.
Pie chart punya banyak slice kecil
  • Gabungkan slice kecil ke kategori `Other` atau gunakan bar chart.
Chart tidak update saat data ditambah
  • Jika pakai range statis, ubah jadi Table / dynamic named range.
Warna series berubah pas copy ke file lain
  • Simpan theme / template, atau set warna manual di chart format.

10 — Export, share, dan embed chart

  • Copy as picture (Excel): klik chart → Copy → Paste as Picture ke PowerPoint.
  • Save as image: right click chart → Save as Picture (PNG/SVG).
  • Google Sheets publish: File → Publish to web → pilih chart → dapat link atau embed script.
  • Interactive embed: Google Sheets publish supports interactive charts (iframe).
  • Alt text & accessibility: saat share di web, tambahkan caption & alt text menjelaskan insight chart (contoh: “Trend penjualan naik 29% dari Jan ke Apr karena promo”).

11 — Latihan praktis (step-by-step) — PR buat dipraktekin

Latihan 1 — Bar Chart clustered:

  1. Salin dataset awal (Bulan/Produk/Penjualan).
  2. Buat pivot: Rows=Month, Columns=Product, Values=Sum Penjualan.
  3. Insert → Column Chart (Clustered).
  4. Tambah title: “Penjualan Per Produk per Bulan”.
  5. Tambah data labels.

Latihan 2 — Line Chart trend:

  1. Buat summary total per Bulan (SUMIFS atau Pivot).
  2. Insert → Line Chart.
  3. Tambah trendline (Right click → Add Trendline → Linear).
  4. Tambah annotation di titik tertinggi (insert text box dan arrow).

Latihan 3 — Pie Chart market share:

  1. Buat total penjualan per produk (Pivot/QUERY).
  2. Pilih produk & total → Insert Pie Chart.
  3. Merge kategori kecil (<5%) ke “Other” dan tampilkan %.

Latihan 4 — Combo chart (dual axis):

  1. Data Bulan, Penjualan (IDR), Order (pcs).
  2. Insert Combo Chart: Column (Penjualan) + Line (Order) with Secondary Axis.
  3. Pastikan kedua axis dilabel.

Jawaban & contoh: lakukan langkah di spreadsheet, hasil yang diharapkan: visual yang rapi, axis terlabel, legend ada, warna konsisten.


12 — Advanced tips & trik keren

  • Conditional Color Bars: buat helper series yang hanya berisi nilai ketika kondisi terpenuhi (mis. highlight > target) lalu tampilkan sebagai series warna berbeda.
  • Annotations: tambahkan text boxes untuk event penting (promo, perubahan harga).
  • Small multiples: gunakan beberapa mini-chart (satu per produk) untuk membandingkan pola tanpa overload satu grafik.
  • Custom color palette: gunakan palette khusus (ColorBrewer) untuk kejelasan & aksesibilitas.
  • Animated charts: pakai tools tambahan (Power BI, Flourish) untuk animasi — di spreadsheet tetap statis.

13 — Checklist cepat sebelum finalize chart

  • [ ] Judul informatif ada.
  • [ ] Axis labels jelas (unit tercantum).
  • [ ] Legenda ada & rapi.
  • [ ] Skala axis sesuai (start 0 untuk bar).
  • [ ] Warna kontras & konsisten.
  • [ ] Data labels kalau perlu.
  • [ ] Chart responsive (besar kecil hasil tetap terbaca).
  • [ ] Alt text/caption untuk sharing web.

14 — Contoh lengkap: studi kasus penjualan (tutorial end-to-end)

Data mentah (Order-level):
OrderID Tgl Region Produk Qty Harga
1001 2025-01-05 JKT Pensil 2 3000
1002 2025-01-07 BDG Buku 1 5500
1003 2025-02-12 JKT Pensil 5 3000
... ... ... ... ... ...
Langkah:
  1. Tambah kolom `Total = Qty * Harga`.
  2. Buat PivotTable: Rows=Month(Tgl), Columns=Produk, Values=Sum(Total).
  3. Buat Column Clustered chart dari pivot → Bar chart per produk per bulan.
  4. Buat Line chart: sama data pivot, tapi series = total sales (sum across products) by month.
  5. Buat Pie chart: total by product (sum all months) → pie to show market share.

Hasil: dashboard 3 chart saling melengkapi.


15 — Troubleshoot kasus nyata: tanggal di x-axis nggak rapih

Masalah: X-axis tampil kategori bukan timeline. Solusi:

  • Pastikan kolom tanggal Date type.
  • Jika dataset per-day terlalu padat, grup di Pivot by Month/Quarter.
  • Untuk Google Sheets, gunakan `Chart Editor → Horizontal axis → Treat labels as dates`.

16 — Quick formulas & snippets yang sering dipakai

  • `SUMIFS` untuk ringkasan:
  • excel
      =SUMIFS(Sales[Total], Sales[MonthYear], $A2, Sales[Produk], B$1)
  • `TEXT` untuk label axis:
  • excel
      =TEXT(A2,"yyyy-mm")/
  • `UNIQUE` + `SORT` (Google Sheets) untuk list dynamic:
  • sheets
      =SORT(UNIQUE(A2:A))

17 — Penutup & latihan lanjutan (jadi pro)

Kalau kamu latihan bikin semua tipe chart dengan dataset nyata (jualan, polling kelas, nilai ulangan), nanti jadi cepat paham kapan pakai bar, line, atau pie. Tantangan buat kamu:

  1. Ambil dataset penjualan 6 bulan → buat 1 dashboard: stacked bar (per produk tiap bulan), line trend total, donut market share.
  2. Tambah slicer region (Excel) atau dropdown filter (Sheets) untuk lihat data per region.
  3. Export hasil ke slide presentasi; tambahkan caption ringkas yang menjelaskan insight utama.

Kalau kamu ngerjain semua latihan di atas, skill visualisasi data kamu bakal naik level — dari tabel ngebosenin jadi insight yang gampang ditangkap.


Tips terakhir (simple & berguna)

  • Mulai dari tujuan: apa insight yang mau ditunjukkan? Pilih chart berdasarkan itu.
  • Simpel > rumit. Jangan paksakan 10 metric dalam satu chart.
  • Gunakan tabel sebagai source, Pivot untuk ringkasan, chart untuk storytelling.

Selamat coba! Buka spreadsheet-mu, salin contoh data di atas, dan mulai bikin chart — praktik langsung bikin cepat paham.

Siswi SMK Muhammadiyah 1 sukoharjo yang cerdas, Bersemangat, dan Berintegritas. Profil Lengkap saya