ikuti Saluran WhatsApp Rumahdisolo.com. Klik WhatsApp

Belajar Pivot Chart Untuk Ringkasan Visual

Temukan cara mudah membuat Pivot Chart untuk ringkasan data visual. Tingkatkan analisis Anda sekarang dan lihat hasilnya dengan cepat!

Pivot Chart itu ibaratnya mesin visual buat Pivot Table. Kalau Pivot Table bikin ringkasan data, Pivot Chart bikin ringkasan itu jadi gambar yang gampang dipahami.

Di artikel ini kita bakal bahas tuntas: apa itu Pivot Chart, kapan dan kenapa pakai, cara bikin di Excel dan Google Sheets langkah demi langkah, tips desain agar ramah anak remaja, contoh nyata dengan tabel, trik lanjutan (combo chart, axis ganda, trendline), serta latihan praktis.

Semua disusun UX-friendly: paragraf pendek, banyak subjudul, list, dan contoh tabel nyata supaya gampang diikuti dan langsung bisa kamu praktekkan.


Daftar isi singkat

  • Apa itu Pivot Chart?
  • Pivot Table vs Pivot Chart — bedanya apa?
  • Kapan harus pakai Pivot Chart?
  • Contoh dataset nyata (siap dipraktek)
  • Cara membuat Pivot Chart di Microsoft Excel (step-by-step)
  • Cara membuat Pivot Chart di Google Sheets (step-by-step)
  • Jenis chart yang cocok untuk pivot data dan kapan pakai masing-masing
  • Kustomisasi visual (label, axis, legend, warna, data labels)
  • Interaksi: Slicer, Timeline, Filter dan Chart yang responsif
  • Advanced: Combo Chart, Secondary Axis, Trendline, Moving Average
  • Calculated Field + Pivot Chart: aturan dan trik
  • Troubleshooting umum & solusi cepat
  • Tips UX & desain buat remaja (mudah dibaca, cepat dimengerti)
  • Studi kasus lengkap: data penjualan → Pivot Table → Pivot Chart → insight
  • Latihan praktis + jawaban singkat
  • Ringkasan & langkah cepat

Apa itu Pivot Chart?

Pivot Chart adalah grafik yang terkait langsung dengan Pivot Table. Artinya, chart akan mengikuti struktur data di Pivot Table: rows, columns, values, dan filters.

Beberapa hal penting:

  • Pivot Chart menampilkan ringkasan yang sama seperti Pivot Table.
  • Kalau kamu ubah struktur Pivot Table (drag field, group, filter), Pivot Chart ikut berubah otomatis.
  • Pivot Chart dibuat berdasarkan Pivot Table — bukan chart biasa yang pakai range statis.

Singkatnya: Pivot Table = otak, Pivot Chart = wajah yang menyampaikan insight.


Pivot Table vs Pivot Chart — bedanya apa?

  • Pivot Table: menampilkan angka dalam bentuk tabel (ringkasan, agregasi, grouping). Bagus kalau mau lihat angka detail.
  • Pivot Chart: menampilkan visualisasi dari angka-angka di Pivot Table. Bagus kalau mau lihat pola, tren, perbandingan.

Keduanya saling melengkapi. Laporan ideal biasanya punya keduanya: tabel untuk detail, chart untuk insight cepat.


Kapan harus pakai Pivot Chart?

Gunakan Pivot Chart ketika:

  • Data sudah diringkas dengan Pivot Table dan kamu butuh visual cepat.
  • Kamu mau presentasi: chart bikin slide atau laporan lebih menarik.
  • Ingin eksplorasi pola (trend bulan ke bulan, komposisi kategori, top 5 produk).
  • Kamu mau interaktivitas: pakai slicer/timeline sehingga chart bisa berubah dinamis.

Jangan pakai Pivot Chart kalau:

  • Kamu butuh grafik per baris data mentah (bukan agregat).
  • Data terlalu sedikit sehingga chart jadi misleading (contoh: 2 baris saja).

Contoh dataset nyata (siap dipraktek)

Kamu bisa salin tabel ini ke Excel/Google Sheets lalu ikuti langkah-langkah di bawah.

Data Penjualan (transaksi)

Tanggal Toko Produk Kategori Qty Harga Satuan Total
2025-01-02 Toko A Pulpen Alat Tulis 10 2000 20000
2025-01-02 Toko A Buku Buku 3 15000 45000
2025-01-03 Toko B Pensil Alat Tulis 12 1500 18000
2025-01-05 Toko C Backpack Tas 1 120000 120000
2025-02-01 Toko A Pulpen Alat Tulis 20200040000
2025-02-03 Toko B Buku Buku 4 15000 60000
2025-02-10 Toko C Pensil Alat Tulis 10 1500 15000
2025-03-01 Toko A Backpack Tas 2 120000 240000
2025-03-03 Toko B Pulpen Alat Tulis 15 2000 30000
2025-03-10 Toko C Buku Buku 4 15000 60000
Catatan: kolom Total = Qty * Harga Satuan. Pastikan kolom tanggal diformat sebagai tanggal dan angka sebagai number/currency.

Cara membuat Pivot Chart di Microsoft Excel (langkah demi langkah)

Langkah ini untuk Excel (Windows/Mac, antarmuka bisa sedikit beda).

1. Buat Pivot Table dulu

  1. Pilih seluruh data (A1:G11).
  2. InsertPivotTable.
  3. Pilih New Worksheet → OK.

Tips: ubah data menjadi Table (Ctrl+T) supaya range otomatis adaptif kalau nanti kamu tambah baris.

2. Susun Pivot Table

Contoh layout:

  • Rows → Kategori
  • Columns → Tanggal (grouped by Month)
  • Values → Sum of Total

Langkah grouping tanggal:

  • Klik kanan salah satu tanggal di Pivot → Group... → Centang Months dan Years → OK.

Sekarang kamu punya Pivot Table yang ringkas per kategori per bulan.

3. Insert PivotChart

  1. Klik di area Pivot Table.
  2. PivotTable Analyze (atau Analyze) → PivotChart. Atau langsung InsertPivotChart.
  3. Pilih tipe chart (mis. Column/Bar/Line/Pie) → OK.

Excel akan membuat chart yang tied ke Pivot Table.

4. Kustomisasi chart dasar

  • Klik chart → Chart Design / Format untuk ubah style.
  • Klik kanan axis → Format Axis untuk atur scale.
  • Tambah Data Labels → klik chart element → centang Data Labels.
  • Tambah Chart Title → klik dan edit.

5. Interaktifkan pakai Slicer / Timeline

  • Untuk filter interaktif: PivotTable AnalyzeInsert Slicer → pilih field (mis. Toko, Produk).
  • Untuk tanggal: Insert Timeline → pilih field tanggal → pilih range (Year/Quarter/Month).

Klik pada slicer/timeline akan memfilter Pivot Table dan langsung mempengaruhi PivotChart.


Cara membuat Pivot Chart di Google Sheets (step-by-step)

Google Sheets tidak punya tombol “PivotChart” seperti Excel, tapi kamu bisa hubungkan chart ke Pivot Table.

1. Buat Pivot Table

  1. Pilih data lalu InsertPivot tableNew sheet.
  2. Susun Pivot: Rows = Kategori, Columns = Bulan (gunakan helper column TEXT(Tanggal,"yyyy-mm") jika perlu), Values = SUM of Total.

2. Buat Chart yang refer ke Pivot Table

  1. Pilih range hasil Pivot Table (misal sheet Pivot!A1:E5).
  2. InsertChart.
  3. Chart Editor terbuka → pilih Chart type (Column, Line, Pie).
  4. Di Data range masukkan range Pivot yang dinamis (gunakan nama range atau sheet name).
  5. Sesuaikan Series, Axis, Aggregate jika perlu.

Catatan: Chart di Sheets tidak selalu se-dynamic PivotChart di Excel. Jika kamu mengubah struktur Pivot (mis. pindah field dari Rows ke Columns), kamu mungkin perlu mengedit chart range. Namun jika perubahan hanya filter, chart akan update otomatis.


Pilih jenis chart yang cocok untuk data pivot

Pemilihan chart itu kunci supaya insight jelas. Berikut panduan cepat:

  • Column/Bar Chart: Bagus untuk perbandingan kategori (penjualan per kategori, per toko). Column untuk kategori di sumbu X, bar untuk sumbu Y.
  • Stacked Column/Bar: Bagus untuk menunjukkan komposisi (mis. total per bulan dibagi per kategori). Gunakan stacked jika ingin lihat bagian-bagian penyusun total.
  • Clustered Column/Bar: Bagus untuk membandingkan beberapa sub-kelompok per kategori (mis. Toko A, B, C per bulan).
  • Line Chart: Bagus untuk tren waktu (penjualan per bulan). Pakai kalau ada banyak titik waktu.
  • Combo Chart (Bar + Line): Bagus untuk membandingkan dua metrik berbeda (mis. total penjualan sebagai bar dan margin% sebagai line). Sering butuh secondary axis.
  • Pie/Donut Chart: Hanya cocok untuk komposisi satu snapshot (mis. kontribusi kategori terhadap total). Hindari pie jika item >6.
  • Area Chart: Mirip line chart tapi area terisi; bagus untuk visual akumulasi.
  • Scatter Plot: Untuk hubungan dua variabel numerik (jarang untuk pivot summary).
  • Waterfall Chart: Cocok untuk melihat komponen perubahan dari awal ke akhir (kadalungan di Excel modern).

Contoh nyata: Pilih chart berdasarkan pertanyaan analisis

  • "Kategori mana paling berkontribusi tiap bulan?" → Stacked Column per bulan.
  • "Bagaimana tren penjualan Toko A selama 6 bulan?" → Line chart.
  • "Bandingkan penjualan Top 5 produk tiap toko" → Clustered Column.
  • "Berapa persen kontribusi setiap kategori terhadap total Q1?" → Pie chart (snapshot Q1).

Kustomisasi PivotChart: step-by-step (praktis)

Setelah chart muncul, lakukan kustomisasi agar mudah dimengerti:

1. Judul & subtitle

  • Klik judul → ganti jadi singkat & jelas: Penjualan per Kategori — Jan–Mar 2025.
  • Tambah subtitle (di Excel: Insert Text Box) untuk konteks.

2. Axis & format angka

  • Klik axis Y → Format Axis → gunakan currency format (Rp) atau unit (K untuk ribuan).
  • Sesuaikan major/minor unit supaya angka mudah dibaca.

3. Data Labels

  • Tambah data labels untuk nilai penting (mis. total tiap bar).
  • Hati-hati: jangan pakai data labels di chart yang penuh data (akan bikin rame).

4. Legend & warna

  • Taruh legend di tempat yang tak menghalangi chart (top/right).
  • Pilih warna konsisten: kategori serupa pakai shade warna sama.
  • Hindari terlalu banyak warna cerah.

5. Tooltip / hover details

  • Excel auto menampilkan tooltip saat hover; pastikan label & format rapi.

6. Gridlines & background

  • Minimalisir gridlines, gunakan garis tipis supaya chart fokus ke data.
  • Background putih atau soft sangat direkomendasikan.

Interaktif: Slicer, Timeline & Filters

Slicer dan timeline bikin chart interaktif, cocok untuk presentasi atau dashboard.

Slicer (Excel)

  • PivotTable AnalyzeInsert Slicer → pilih field (mis. Toko, Kategori).
  • Tarik slicer dekat chart, atur ukuran & style.
  • Klik value di slicer → chart & pivot table otomatis terfilter.

Timeline (Excel, untuk tanggal)

  • PivotTable AnalyzeInsert Timeline → pilih field Tanggal.
  • Timeline memungkinkan pilih range years/quarters/months.
  • Cocok untuk mengeksplor tren waktu.

Google Sheets

  • Pakai filter view atau buat dropdown filter manual dan gunakan range referensi chart.
  • Untuk interaksi canggih, bisa pakai Google Data Studio / Looker Studio (lebih advanced).

Advanced: Combo Chart, Secondary Axis, Trendline, Moving Average

Kadang kita butuh menampilkan dua metrik yang skala berbeda (mis. Total Sales dan Margin%).

Combo Chart & Secondary Axis di Excel

  1. Buat Pivot Table & PivotChart (mis. clustered column untuk Total Sales).
  2. Klik pada series yang ingin diubah ke line (mis. Margin%).
  3. Change Chart Type → pilih Combo → atur series Margin jadi Line dan cek Secondary Axis.
  4. Tambah Data Labels dan format axis sekunder jadi persentase.

Trendline & Moving Average

  • Klik series → Add Trendline → pilih Linear / Exponential.
  • Untuk moving average: TrendlineMoving Average → tentukan period (3, 6).
  • Berguna untuk memperhalus fluktuasi.

Contoh praktis

  • Chart: Column (Total Sales per month) + Line (Average Order Value) di axis kanan.
  • Insight: Line naik tapi column turun = transaksi sedikit tetapi lebih mahal.

Calculated Field + Pivot Chart: aturan dan trik

Calculated Field bisa menambah metrik yang langsung bisa divisualkan.

Contoh

  • Buat calculated field Profit = Total - Cost.
  • Tambahkan Profit ke Values lalu buat chart Profit per Kategori.

Perhatian

  • Calculated Field bekerja di level agregat. Jika kamu perlu perhitungan per baris (Qty * Price per transaksi), sebaiknya buat helper column dulu (TotalSales) lalu gunakan Sum(TotalSales) di Pivot.

Tips

  • Setelah menambahkan calculated field, refresh pivot/chart kalau perlu.
  • Gunakan Show Values As (Percent of Grand Total) jika mau chart fungsi proporsi.

Troubleshooting umum & solusi cepat

  1. PivotChart tidak berubah saat ubah PivotTable
    • Pastikan chart benar-benar terikat ke pivot. Jika terpisah (chart jadi chart range biasa), buat ulang chart dari PivotTable.
  2. Chart tidak menampilkan beberapa series saat grouping
    • Periksa apakah grouping menyebabkan beberapa item menjadi blank; cek field yang jadi Columns/Rows.
  3. Tidak bisa ubah tipe chart tertentu (OLAP/PowerPivot)
    • Chart dari data model/OLAP bisa punya keterbatasan. Solusi: gunakan chart biasa dengan range yang di-link ke Pivot Table result (copy → paste values ke sheet baru lalu buat chart).
  4. Label/angka terlalu banyak & berantakan
    • Kurangi tick labels, pakai rotation, atau ringkas ke month/year.
  5. Chart nggak update setelah menambah data baru
    • Jika data sumber bukan Table, pastikan pivot source range mencakup data baru atau gunakan Table (Ctrl+T) sehingga pivot otomatis expand. Lalu klik Pivot → Refresh.

Tips UX & desain: buat chart yang enak untuk remaja

Anak remaja butuh visual yang cepat dimengerti. Berikut panduan sederhana:

  • Judul langsung ke poin: "Penjualan Tas — Jan–Mar 2025" lebih jelas dari "Chart".
  • Paragraf penjelas singkat (1-2 baris) di bawah judul: "Tas paling laris di Maret, signifikansi 40%".
  • Warna pastel / soft: nyaman di mata.
  • Gunakan satu font yang mudah dibaca (Arial/Calibri).
  • Tampilkan angka penting sebagai data label (mis. top 3).
  • Gunakan ikon kecil kalau perlu (bagus buat presentasi PowerPoint).
  • Jangan terlalu banyak elemen: legend, grid, label, dan data labels cukup satu atau dua.
  • Interaktif kalau bisa: slider bulan atau dropdown toko bikin pembaca eksplor sendiri.
  • Storytelling: tambahkan satu insight singkat di bawah chart ("Kesimpulan singkat: strategi promo di Februari efektif untuk kategori Buku").

Studi kasus lengkap: dari data mentah → PivotChart → insight

Kita pake dataset penjualan di atas. Tujuan analisis:

  1. Lihat total penjualan per kategori per bulan.
  2. Tentukan kategori paling laris dan kontribusinya.
  3. Visualisasikan: stacked column per bulan dan line untuk total keseluruhan.

Langkah-langkah

  1. Pastikan data rapi, Total kolom ada.
  2. Buat Pivot Table:
    • Rows = Kategori
    • Columns = Tanggal (Group by Months)
    • Values = Sum of Total
  3. Insert PivotChart → pilih Stacked Column.
  4. Tambahkan series Grand Total (bisa dengan menambah field Total ke Values dan Show Values AsRunning Total atau buat chart line tambahan dari hasil Sum of Total).
  5. Tambahkan Slicer untuk Toko supaya bisa lihat per toko.
  6. Format: judul, axis currency, legend di atas.
  7. Analisis insight:
    • Lihat bulan dengan puncak penjualan (contoh: Maret karena Backpack besar).
    • Lihat kategori yang selalu konsisten (Alat Tulis stabil).
    • Cek efek promo: jika Februari naik drastis di Buku, berarti promosi efektif.

Contoh insight yang bisa disampaikan ke guru/bos

  • "Tas menyumbang 60% penjualan Maret karena 2 transaksi Backpack besar; cek stok."
  • "Alat Tulis tren stabil — jadikan prioritas stocking rutin."
  • "Buku mengalami lonjakan di Feb setelah promo diskon 10%."

Latihan praktis (untuk kamu coba sendiri)

Latihan A

Buat Pivot Table & PivotChart untuk dataset penjualan di awal.

  • Visual: Stacked Column per bulan (Categories stacked).
  • Tambahkan slicer Toko.
  • Tulis 3 insight singkat (1–2 kalimat).

Latihan B

Buat Combo Chart: Column = Total Sales per month; Line = Average Order Value (Total Sales / Count of Transactions).

  • Gunakan secondary axis untuk Average Order Value.
  • Jelaskan apa arti pola naik/turun.

Latihan C

Buat Pie Chart (snapshot) untuk kontribusi kategori di Q1.

  • Catat catatan: kapan pie chart tidak cocok.

Jawaban singkat (contoh solusi)

  • Latihan A: Chart menunjukkan Tas puncak Maret (due to Backpack). Insight: fokus re-stock dan tawarkan add-on.
  • Latihan B: Combo Chart bisa menunjukkan walau total sales menurun, AOV naik → berarti transaksi lebih sedikit tapi lebih besar nilainya.
  • Latihan C: Pie cocok untuk Q1, tapi hindari jika kategori >7.

Ringkasan & langkah cepat (cheat sheet)

  1. Siapkan data rapi (header, tanggal sebagai date, angka sebagai number).
  2. Buat Pivot Table → susun Rows/Columns/Values sesuai tujuan.
  3. InsertPivotChart (Excel) atau buat Chart dari hasil Pivot (Google Sheets).
  4. Pilih tipe chart sesuai tujuan (Column untuk perbandingan, Line untuk tren, Stacked untuk komposisi).
  5. Tambah Slicer/Timeline untuk interaksi.
  6. Format: judul jelas, axis, data labels, warna konsisten.
  7. Gunakan Combo + Secondary Axis untuk dua metrik berbeda.
  8. Hindari pie chart untuk >6 kategori.
  9. Refresh pivot kalau data sumber berubah; gunakan Table (Ctrl+T di Excel) agar range adaptif.

Visualisasi itu kemampuan komunikasi.

Pivot Chart yang baik bukan cuma "bagus" secara tampilan, tapi juga memudahkan orang lain (teman satu kelas, guru, atau bos kecil) cepat paham apa yang penting.

Coba praktek dari dataset sederhana di atas, bereksperimen dengan chart type, slicer, dan format—nanti kamu bakal cepat tahu jenis chart mana paling pas untuk tiap pertanyaan data. Selamat mencoba!

Siswi SMK Muhammadiyah 1 sukoharjo yang cerdas, Bersemangat, dan Berintegritas. Profil Lengkap saya