Strategi Retargeting Iklan Agar ROI Maksimal
Kalau kamu pernah buka sebuah online shop, lihat-lihat produk, tapi belum checkout, lalu besoknya tiba-tiba iklan produk itu muncul lagi di feed Instagram atau TikTok kamu—nah, itu yang namanya retargeting ads.
Strategi ini sering disebut sebagai “senjata rahasia” para digital marketer karena terbukti bisa bikin orang yang tadinya cuma mampir doang akhirnya jadi beli.
Di dunia social media marketing, retargeting itu ibarat ngejar orang yang udah kasih tanda minat tapi belum berani melangkah lebih jauh.
Kalau strategi ini dilakukan dengan benar, hasilnya bisa bikin ROI (Return on Investment) iklan kamu naik berkali-kali lipat. Dalam artikel ini, kita akan bahas tuntas gimana cara memaksimalkan retargeting ads biar iklan kamu nggak buang-buang duit, tapi malah jadi mesin pencetak cuan.
Kenapa Retargeting Itu Penting Banget?
Sebelum masuk ke teknis, coba pahami dulu kenapa retargeting itu powerful:
1. Orang jarang langsung beli di first impression.
Data menunjukkan, mayoritas orang butuh 3–7 kali melihat sebuah produk sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli. Jadi, kalau kamu cuma pasang iklan sekali lalu berharap langsung closing, ya hasilnya bisa zonk.
2. Lebih hemat biaya.
Dibanding iklan ke orang baru (cold audience), retargeting ke orang yang udah pernah berinteraksi jauh lebih murah karena mereka udah punya “interest” dasar.
3. Meningkatkan trust.
Ketika orang sering lihat brand kamu muncul berulang kali, ada rasa familiar dan percaya. Pada akhirnya, trust inilah yang bikin mereka berani transaksi.
Jenis-Jenis Retargeting yang Bisa Kamu Gunakan
Biar lebih jelas, mari kita bedah tipe retargeting yang sering dipakai oleh brand besar maupun UMKM:
1. Retargeting Website Visitors
Kalau kamu punya website atau landing page, orang yang mampir tapi nggak beli bisa jadi target empuk. Caranya dengan pasang Facebook Pixel atau TikTok Pixel di website kamu, jadi setiap orang yang mampir bisa “ditandai” lalu dikejar lagi dengan iklan.
2. Retargeting Add to Cart tapi Belum Checkout
Ini salah satu yang paling cuan. Bayangin ada orang udah klik “masukin keranjang”, artinya mereka udah serius tertarik. Tapi mungkin mereka batal karena alasan klasik: “nanti aja deh” atau “lagi nunggu gajian.” Nah, retargeting bisa kasih mereka dorongan terakhir, misalnya dengan diskon khusus atau free ongkir.
3. Retargeting Engagers Sosial Media
Orang-orang yang udah pernah like, comment, atau share konten kamu di Instagram/TikTok juga bisa jadi target retargeting. Mereka mungkin belum pernah mampir ke website, tapi udah nunjukkin minat lewat interaksi.
4. Retargeting Customer Lama
Kalau kamu punya database customer, jangan biarin mereka hilang begitu aja. Buat iklan yang mengingatkan mereka untuk repeat order. Contoh: iklan skincare yang muncul sebulan setelah pembelian pertama dengan pesan “Saatnya restock serum favorit kamu.”
Langkah-Langkah Membuat Retargeting Ads yang Efektif
Oke, sekarang kita masuk ke cara praktis biar retargeting ads kamu nggak sia-sia:
1. Pasang Pixel Sejak Awal
Kalau kamu belum pasang Facebook Pixel atau TikTok Pixel , sekarang juga pasang. Pixel ini fungsinya buat ngumpulin data audience. Semakin lama pixel aktif, semakin banyak data yang bisa dipakai buat retargeting.
2. Segmentasi Audience
Jangan asal “kejar semua orang yang mampir.” Bagi audiens berdasarkan perilaku mereka:
Yang cuma lihat homepage.
Yang lihat produk tertentu.
Yang add to cart tapi nggak checkout.
Yang udah pernah beli.
Setiap segmen butuh pendekatan berbeda.
3. Gunakan Copywriting yang Personal
Iklan retargeting harus terasa relevan. Misalnya:
Untuk orang yang add to cart: “Produk incaranmu masih ada di keranjang. Jangan sampai sold out!”
Untuk visitor website: “Masih kepikiran sneakers keren kemarin? Sekarang lagi ada diskon 20% lho.”
4. Tambahkan Urgensi & Penawaran Spesial
Biar mereka makin terdorong beli, kasih sense of urgency. Contoh:
“Diskon cuma berlaku sampai malam ini!”
“Free ongkir untuk 50 pembeli pertama hari ini.”
5. Uji Kreatif & Format Iklan
Jangan stuck di satu jenis konten. Coba variasikan format: video pendek, carousel, atau foto lifestyle. Tes juga angle iklan, misalnya fokus ke harga, keunggulan produk, atau testimoni.
Contoh Strategi Retargeting untuk Bisnis Fiktif
Misalnya kamu punya bisnis jualan baju oversized hoodie:
1. Orang lihat produk di website → kenaiklan retargeting berupa video review orang pakai hoodie.
2. Orang add to cart tapi batal → muncul iklan dengan copy “Oversized hoodie favoritmu tinggal sedikit! Yuk checkout sekarang, dapatkan free ongkir.”
3. Customer lama yang beli 2 bulan lalu → muncul iklan koleksi hoodie terbaru dengan copy “Banyak model baru yang pasti cocok buat kamu. Cek koleksi 2025 sekarang!”
Dengan flow kayak gini, peluang konversi bisa naik signifikan dibanding cuma ngiklan sekali.
Tips Pro Biar ROI Retargeting Naik Drastis
1. Batasi Frekuensi Iklan. Jangan sampai audiens merasa “dihantui.” Atur frekuensi maksimal 3–5 kali seminggu.
2. Gunakan Lookalike Audience. Dari data retargeting, kamu bisa bikin lookalike audience biar dapat orang baru yang mirip dengan customer lama.
3. Selalu Analisa Data. Lihat metrik CTR (Click Through Rate), CPC (Cost Per Click), dan Conversion Rate. Kalau iklan nggak perform, ganti kreatif atau audience.
4. Jangan Lupa Remarketing Cross-Platform.Misalnya, orang lihat produk di Instagram, tapi kamu kejar lagi di TikTok Ads.
5. Gunakan Testimoni atau UGC (User Generated Content). Konten real dari customer jauh lebih meyakinkan daripada iklan hard-selling.
Kesalahan yang Harus Dihindari
1. Terlalu General Audience. Jangan retarget semua orang sekaligus, harus spesifik.
2. Nggak Beda Antara Cold dan Warm Audience. Copy untuk orang baru dan orang yang sudah interaksi jelas harus beda.
3. Budget Nggak Diatur. Banyak pemula buang budget karena semua dialokasikan ke retargeting tanpa uji coba.
4. Konten Iklan Membosankan. Kalau kreatifnya sama terus, audiens bisa jenuh.
5. Nggak Punya Tujuan Jelas. Retargeting harus diarahkan ke tujuan spesifik: tambah penjualan, repeat order, atau meningkatkan brand awareness.
Penutup
Retargeting bukan sekadar ngejar orang yang udah pernah lihat produk kamu, tapi lebih ke strategi “menjemput bola” dengan cara yang cerdas. Kalau kamu ngerti cara pasang pixel, segmentasi audiens dengan tepat, bikin copywriting personal, serta kasih penawaran yang relevan, maka iklan kamu nggak akan sekadar lewat di timeline orang—tapi benar-benar mengubah mereka jadi pembeli setia.
Ingat, iklan sekali itu ibarat gebetan ngeliat kamu sekilas. Retargeting itu ibarat kamu terus muncul dengan cara yang tepat sampai dia yakin kalau kamu memang pilihan terbaik. Jadi, kalau pengen ROI iklan kamu maksimal, jangan pernah skip strategi retargeting.
Gabung dalam percakapan