ikuti Saluran WhatsApp Rumahdisolo.com. Klik WhatsApp

Strategi Membangun Brand Voice yang Konsisten

Pernah nggak kamu lihat dua akun media sosial yang isi kontennya mirip, tapi rasanya beda banget? Satu akun bikin kamu betah, merasa akrab, bahkan kayak lagi ngobrol sama teman sendiri. Sementara yang satu lagi terasa kaku, garing, dan cepat bikin bosan. Bedanya ada di satu hal penting yang sering dilupakan: brand voice.

Brand voice itu apa sih? Simpelnya, brand voice adalah “suara” atau gaya komunikasi khas yang dipakai brand untuk menyampaikan pesan ke audiensnya. Bisa lewat caption, story, desain visual, bahkan cara balas komentar. Nah, konsistensi brand voice inilah yang bikin sebuah akun mudah diingat, dipercaya, dan akhirnya bikin audiens merasa lebih dekat.

Di artikel panjang ini (lebih dari 2000 kata), kita bakal kupas habis gimana strategi membangun brand voice yang konsisten. Jadi kalau kamu lagi bangun bisnis, personal branding, atau sekadar pengen akunmu punya karakter kuat, siapin waktu buat baca sampai selesai ya.


Kenapa Brand Voice Itu Penting?

Bayangin kalau ada temanmu yang biasanya santai, suka bercanda, terus tiba-tiba ngomong super formal kayak dosen pas sidang skripsi. Rasanya aneh, kan? Nah, begitu juga kalau brand nggak punya suara yang konsisten. Audiens bakal bingung, bahkan kehilangan trust.

Brand voice yang konsisten punya beberapa fungsi penting:

  1. Membedakan dari Kompetitor
  2. Konten di internet itu banyak banget. Brand voice bisa jadi ciri khas yang bikin orang langsung kenal meski nggak lihat logo.

  3. Membangun Kedekatan Emosional
  4. Audiens bakal merasa “nyambung” kalau brand selalu bicara dengan gaya yang sama.

  5. Meningkatkan Kepercayaan
  6. Konsistensi = kredibilitas. Brand yang konsisten dianggap lebih serius dan profesional.

  7. Mempermudah Pembuatan Konten
  8. Kalau udah punya pedoman brand voice, bikin caption atau script konten jadi lebih gampang.


Langkah-Langkah Membangun Brand Voice

Oke, sekarang kita masuk ke strategi praktis.

1. Kenali Identitas Brand

Sebelum ngomongin suara, kita harus tahu dulu siapa diri kita. Tanya hal-hal ini:

  • Apa misi brand kamu?
  • Nilai apa yang paling kamu pegang?
  • Target audiens kamu siapa?

Contoh: Kalau kamu jualan skincare untuk remaja, tentu brand voice-nya harus fresh, santai, dan gampang relate. Beda banget sama skincare premium untuk ibu-ibu karier yang butuh kesan elegan dan profesional.

2. Tentukan Kepribadian Brand

Anggap brand kamu kayak manusia. Kalau dia orang, dia tuh kayak gimana?

  • Serius atau humoris?
  • Formal atau santai?
  • Inspiratif atau edukatif?

Contoh:

  • GoPay: santai, humoris, kadang receh.
  • Apple: elegan, simpel, modern.
  • Nike: inspiratif, penuh semangat.

3. Pilih Gaya Bahasa

Gaya bahasa harus nyambung sama audiens. Beberapa opsi:

  • Formal: Cocok untuk institusi pendidikan atau keuangan.
  • Semi Formal: Cocok buat brand yang pengen tetap profesional tapi nggak kaku.
  • Casual: Cocok buat target anak muda, startup kreatif, atau brand lifestyle.

Tips: Jangan takut pakai bahasa gaul atau emoji kalau audiens kamu remaja. Tapi kalau audiensnya corporate, lebih baik jaga wibawa dengan kalimat yang rapi.

4. Buat Pedoman Brand Voice

Supaya konsisten, kamu perlu bikin dokumen khusus yang jadi panduan tim. Isinya bisa berupa:

  • Kata-kata yang boleh dan tidak boleh dipakai.
  • Contoh caption sesuai brand voice.
  • Tone komunikasi (misalnya: selalu positif, menghindari kritik tajam).

Cara Menjaga Konsistensi Brand Voice

Punya brand voice itu baru setengah jalan. Tantangan sebenarnya adalah menjaganya tetap konsisten di semua kanal.

1. Gunakan di Semua Platform

Jangan sampai di Instagram kamu santai banget, tapi di LinkedIn tiba-tiba super formal. Audiens bisa bingung. Pilih satu suara utama, lalu sesuaikan sedikit sesuai platform tanpa mengubah identitas inti.

2. Latih Tim yang Terlibat

Kalau kamu punya tim social media, pastikan mereka semua paham brand voice. Seringkali konsistensi rusak gara-gara ada admin yang balas DM seenaknya.

3. Evaluasi Secara Berkala

Audiens bisa berubah, tren juga berubah. Jadi, cek secara rutin apakah brand voice masih relevan. Kalau perlu, lakukan penyesuaian tanpa menghilangkan identitas utama.


Contoh Brand Voice yang Konsisten

1. Tokopedia

Brand voice mereka hangat, santai, dan penuh semangat. Dari campaign TV sampai caption Instagram, vibe-nya selalu sama: mengajak orang untuk maju bersama.

2. KFC Indonesia

Mereka sukses bikin brand voice yang humoris, kadang receh, tapi tetap relevan dengan target anak muda. Bahkan reply komentar di Twitter aja bisa bikin orang ngakak.

3. Apple

Super konsisten dengan gaya minimalis, simpel, tapi elegan. Caption mereka sering cuma satu kalimat singkat, tapi impactful.


Kesalahan yang Harus Dihindari

  1. Terlalu Banyak Gaya Campur Aduk
  2. Hari ini formal, besok pakai bahasa gaul, lusa jadi motivator. Ini bikin brand nggak punya identitas.

  3. Niru Kompetitor Mentah-Mentah
  4. Inspirasi boleh, tapi jangan copy paste gaya orang lain. Audiens bisa langsung sadar kalau brand kamu nggak asli.

  5. Over Promosi
  6. Brand voice yang terlalu jualan malah bikin audiens ilfeel. Balance antara promosi dan value harus dijaga.


Trik Rahasia Biar Brand Voice Lebih Nempel

  • Gunakan Storytelling: Orang lebih suka cerita daripada iklan langsung.
  • Sisipkan Humor Seperlunya: Humor bikin brand terasa lebih manusiawi.
  • Pakai Konsistensi Visual: Brand voice juga nyambung sama tampilan visual (warna, font, desain).
  • Ajak Interaksi: Gunakan pertanyaan, polling, atau CTA yang bikin audiens merasa diajak ngobrol.

Studi Kasus: Efek Brand Voice ke Pertumbuhan

Seorang kreator lokal pernah eksperimen dengan akun bisnis kecil. Awalnya, caption mereka kaku banget:

“Produk kami berkualitas tinggi, harga terjangkau. Segera hubungi untuk pemesanan.”

Setelah ubah brand voice jadi lebih santai dan dekat:

“Laper tengah malam? 🍜 Tenang, kami siap kirim mie instan premium langsung ke kosan kamu. Klik link biar perut nggak berisik!”

Hasilnya? Engagement naik 3x lipat, followers bertambah lebih cepat, dan orderan makin banyak.


Checklist Membangun Brand Voice Konsisten

  • [ ] Identitas brand jelas (misi, nilai, target audiens)
  • [ ] Kepribadian brand ditentukan (formal, santai, inspiratif, dll.)
  • [ ] Gaya bahasa sesuai target audiens
  • [ ] Pedoman brand voice dibuat untuk tim
  • [ ] Konsistensi dijaga di semua platform
  • [ ] Evaluasi rutin & adaptasi sesuai tren

Kesimpulan

Membangun brand voice yang konsisten bukan sekadar soal gaya bahasa, tapi tentang menciptakan identitas yang bikin audiens merasa dekat dan percaya. Dengan brand voice yang tepat, sebuah akun bisa berubah dari sekadar tempat jualan jadi komunitas yang punya hubungan emosional dengan followers.

Ingat, dunia digital itu penuh dengan kebisingan. Yang bikin brand kamu menonjol bukan cuma produk bagus atau desain keren, tapi juga suara unik yang konsisten. Jadi, tentukan siapa “karakter” brand kamu, latih tim untuk menggunakannya, dan jaga konsistensi dalam jangka panjang. Hasilnya? Brand kamu bakal lebih mudah diingat, followers makin betah, dan bisnis tumbuh lebih cepat.

Siswi SMK Muhammadiyah 1 sukoharjo yang cerdas, Bersemangat, dan Berintegritas. Profil Lengkap saya