Skill Tambahan yang Membuatmu Lebih Bernilai di Industri
Menjadi seorang Social Media Specialist di zaman sekarang itu mirip kayak jadi pemain bola profesional. Gak cukup cuma bisa lari dan tendang bola, kamu juga harus ngerti strategi, bisa jaga stamina, bahkan punya keahlian tambahan biar bisa bersaing sama ribuan pemain lain.
Sama halnya di dunia digital marketing, skill utama kayak bikin konten, posting, atau analisis engagement itu penting banget. Tapi kalau kamu pengen naik level, dapet gaji lebih gede, atau dipercaya pegang brand besar, kamu harus punya skill tambahan yang bikin kamu lebih bernilai di industri
Artikel ini bakal bahas secara detail, step by step, tentang skill tambahan apa aja yang wajib kamu kuasai, kenapa skill itu penting, gimana cara belajarnya, sampai contoh nyata penerapannya. Kita kupas panjang biar kamu gak cuma sekadar tahu, tapi juga ngerti gimana cara ngegunainnya di dunia kerja.
Kenapa Perlu Skill Tambahan?
Bayangin ada dua kandidat Social Media Specialist:
- Kandidat A: Bisa bikin konten, paham insight, dan ngerti tren.
- Kandidat B: Bisa semua yang dilakukan kandidat A, ditambah jago copywriting, ngerti desain grafis, bisa analisis data, dan ngerti dasar-dasar iklan digital.
Menurut kamu, siapa yang bakal dilirik perusahaan atau klien besar? Jawabannya jelas, Kandidat B.
Skill tambahan bikin kamu:
1. Lebih kompetitif – Saingan di industri ini makin banyak. Dengan skill ekstra, kamu gak gampang tersingkir.
2. Lebih fleksibel – Bisa handle berbagai kebutuhan klien tanpa harus nunggu bantuan tim lain.
3. Lebih dihargai – Klien atau perusahaan bakal lihat kamu sebagai investasi yang berharga, bukan sekadar “admin sosmed”.
Skill Tambahan yang Wajib Dikuasai Social Media Specialist
1. Copywriting yang Menghipnotis
Copywriting itu seni merangkai kata biar orang berhenti scroll, baca kontenmu, dan akhirnya ambil tindakan. Banyak social media specialist yang kalah bersaing karena caption mereka flat dan gak bikin orang engage.
Kenapa penting?
- Caption yang bagus bisa naikin engagement rate.
- Bisa dipakai buat CTA (Call to Action) biar audiens klik link, beli produk, atau isi form.
- Copywriting kuat = konten kamu viral lebih mudah.
Contoh nyata:
Alih-alih nulis:
“Diskon 50% semua produk, buruan beli.”
Kamu bisa tulis:
“Bayangin belanja produk favorit kamu dengan setengah harga. Yes, 50% off cuma hari ini. Jangan tunggu besok, karena stok bisa habis dalam hitungan jam!”
Cara belajar:
- Baca buku copywriting kayak The Adweek Copywriting Handbook.
- Ikut kursus singkat di Udemy atau Skillshare.
- Latihan bikin caption setiap hari, bandingkan engagement-nya.
2. Desain Grafis Dasar
Sosial media sekarang bukan cuma soal kata-kata, tapi juga visual. Orang lebih tertarik sama konten yang estetik dan rapi.
Kenapa penting?
- Kamu bisa bikin desain cepat tanpa harus nunggu tim desain.
- Branding klien lebih konsisten.
- Visual yang menarik = postingan lebih shareable.
- Canva (paling ramah pemula).
- Figma (kalau mau lebih advanced).
- Adobe Photoshop/Illustrator (kalau mau level profesional).
Contoh penerapan:
- Bikin carousel Instagram yang clean dan menarik.
- Desain banner promosi untuk story.
- Template konten yang bisa dipakai berkali-kali.
3. Public Speaking & Storytelling
Jangan salah, skill ngomong itu juga penting buat social media specialist. Kenapa? Karena sekarang konten video (terutama TikTok dan Reels) lagi merajalela.
Kenapa penting?
- Bisa bikin konten video dengan narasi yang engaging.
- Berguna buat pitching ide ke klien atau atasan.
- Storytelling bikin brand lebih dekat dengan audiens.
Contoh nyata:
Kamu bikin video Reels untuk brand skincare:
- Versi flat: “Ini skincare A. Bagus untuk kulit.”
- Versi storytelling: “Aku dulu sering insecure gara-gara jerawat. Tapi setelah rutin pakai skincare A selama 2 minggu, kulitku beneran lebih halus. Aku makin pede ketemu orang banyak!”
Cara belajar:
- Latihan bikin script singkat buat konten.
- Ikut kelas public speaking atau storytelling online.
- Rekam video diri sendiri lalu evaluasi.
4. Data Analytics
Social media bukan sekadar posting, tapi juga analisis. Klien atau perusahaan pengen tahu angka, bukan cuma like dan komen.
Kenapa penting?
- Bisa jelasin ke klien kenapa strategi tertentu berhasil/gagal.
- Bikin laporan kinerja lebih meyakinkan.
- Membantu ambil keputusan berbasis data, bukan feeling.
Tools yang wajib kamu pelajari:
- Google Analytics (buat tracking traffic dari sosmed ke website).
- Meta Business Suite (buat iklan FB & IG).
- TikTok Analytics.
- SocialBlade, Hootsuite, atau Metricool.
Contoh penerapan:
Kalau engagement rate turun, kamu bisa jelasin: “Karena mayoritas audiens aktif di malam hari, tapi kita upload di pagi hari. Jadi solusinya geser jam posting.”
5. Skill Editing Video
Konten video itu raja di hampir semua platform sekarang. Kalau kamu bisa editing video, nilai kamu bakal naik berkali lipat.
Kenapa penting?
- Brand lebih suka video karena reach lebih tinggi.
- Bisa bikin konten yang sesuai tren TikTok atau Reels.
- Gak perlu bayar editor khusus untuk konten ringan.
Tools editing video simpel:
- CapCut (favorit content creator).
- VN Video Editor.
- Adobe Premiere Pro (kalau mau lebih profesional).
Contoh penerapan:
- Edit video behind the scene bisnis klien jadi konten storytelling.
- Tambahin subtitle biar lebih accessible.
- Pakai efek transisi sesuai tren TikTok biar konten viral lebih gampang.
6. SEO Dasar
Mungkin kamu mikir: “Loh, SEO kan buat website. Apa hubungannya sama social media?” Jawabannya: besar banget.
Kenapa penting?
- Konten sosial media sekarang juga muncul di Google Search.
- Hashtag itu mirip keyword, jadi paham SEO bikin postingan lebih mudah ditemukan.
- Bikin kamu bisa bikin strategi konten terintegrasi: dari sosmed ke website.
Contoh penerapan:
Kalau kamu bikin konten tentang skincare, kamu bisa pakai keyword yang sering dicari orang di Google, misalnya “cara menghilangkan jerawat cepat”. Hasilnya, kontenmu bisa muncul di explore IG maupun Google.
7. Ads Management
Social media organik itu penting, tapi iklan digital juga wajib dipahami. Banyak klien yang pengen exposure lebih cepat lewat ads.
Kenapa penting?
- Bisa bantu klien scale up bisnis lebih cepat.
- Membuka peluang handle budget iklan besar (dan fee kamu juga bisa naik).
- Perusahaan biasanya cari orang yang bisa urus konten + iklan.
Platform yang harus dikuasai:
- Meta Ads (Facebook & Instagram).
- TikTok Ads.
- Google Ads (untuk integrasi lebih luas).
Contoh penerapan:
Klien jual baju. Kamu gak cuma bikin konten, tapi juga setting iklan ke audiens spesifik, misalnya cewek 18-25 tahun yang suka fashion Korea.
8. Project Management
Sebagai social media specialist, kamu bakal sering handle banyak konten sekaligus. Kalau gak punya skill manajemen, hasilnya bisa berantakan.
Kenapa penting?
- Bisa jaga timeline posting.
- Klien percaya kamu bisa kerja rapi.
- Membantu koordinasi kalau kamu kerja sama tim (desainer, videografer, copywriter).
Tools project management populer:
- Trello.
- Notion.
- Asana.
9. Customer Engagement
Social media bukan cuma soal bikin konten, tapi juga interaksi.
Kenapa penting?
- Brand suka admin sosmed yang bisa jawab komen atau DM dengan ramah.
- Bisa bikin audiens betah dan loyal.
- Engagement yang aktif bikin algoritma lebih sayang sama akunmu.
Contoh nyata:
Audiens komen: “Produknya ready gak kak?”
Kalau jawab flat: “Ready.”
Kalau jawab engaging: “Ready dong kak! Bisa langsung order hari ini, besok udah sampe rumah.”
10. Growth Hacking
Growth hacking itu mindset mencari cara kreatif buat naikin performa sosmed dengan resource terbatas.
Kenapa penting?
- Kamu bisa bikin strategi out of the box.
- Klien suka kalau kamu punya ide “gila” yang murah tapi efektif.
- Bisa bikin brand lebih cepat dikenal.
Contoh penerapan:
- Kolaborasi dengan micro-influencer lokal.
- Bikin challenge hashtag di TikTok tanpa keluar banyak biaya.
- Gunakan konten user-generated (UGC) biar brand lebih relatable.
Cara Belajar Skill Tambahan Tanpa Ribet
1. Mulai dari gratisan – YouTube, blog, dan e-book banyak banget yang bisa dipelajari.
2. Kursus singkat online – Coba di Coursera, Skillshare, atau bahkan kursus lokal.
3. Belajar dari praktik langsung – Ambil project kecil, lalu latih skill tambahanmu di situ.
4. Ikut komunitas – Banyak komunitas digital marketing berbagi tips dan pengalaman real.
Kesimpulan
Menjadi Social Media Specialist yang bernilai tinggi itu bukan cuma soal bisa bikin postingan dan baca insight. Kalau kamu pengen karir berkembang cepat, fee lebih mahal, dan dipercaya pegang brand besar, kamu wajib punya skill tambahan kayak copywriting, desain grafis, storytelling, analisis data, editing video, SEO, ads management, sampai growth hacking.
Dengan skill ini, kamu gak cuma jadi “admin sosmed”, tapi bisa jadi strategist yang dipandang penting di industri. Ingat, semakin banyak value yang bisa kamu kasih ke klien atau perusahaan, semakin tinggi juga harga yang bisa kamu tawarkan. Jadi, jangan puas sama skill dasar aja. Upgrade terus, dan tunjukkan kalau kamu adalah Social Media Specialist yang serba bisa dan layak dihargai lebih tinggi.
Gabung dalam percakapan