ikuti Saluran WhatsApp Rumahdisolo.com. Klik WhatsApp

pH dan PPM: Kunci Sukses Nutrisi Tanaman Hidroponik

Kalau kamu sudah masuk ke dunia hidroponik, cepat atau lambat kamu bakal ketemu sama dua istilah penting: pH dan PPM.

Dua hal ini sering banget dianggap sepele sama pemula, padahal keduanya adalah kunci sukses biar tanaman hidroponikmu tumbuh sehat dan subur.

Bayangin gini: tanaman itu kayak manusia. Kalau manusia butuh makanan dan minuman yang seimbang biar sehat, tanaman hidroponik butuh nutrisi dengan kadar yang pas.

Nah, kadar itu ditentukan oleh pH (tingkat keasaman air) dan PPM (tingkat konsentrasi larutan nutrisi).

Kalau dua-duanya nggak terkontrol, tanamanmu bisa gampang stres, kerdil, atau bahkan mati.

Di artikel ini kita bakal kupas tuntas pH dan PPM dengan gaya santai.

Jadi buat kamu yang masih pemula, nggak perlu khawatir pusing duluan. Yuk, kita bahas step by step!


Apa Itu pH dalam Hidroponik?

pH adalah ukuran tingkat keasaman atau kebasaan dalam air. Skala pH berkisar dari 0 sampai 14:

  • pH 0–6,9 = asam

  • pH 7 = netral

Kenapa pH ini penting buat hidroponik? Karena pH menentukan seberapa mudah tanaman bisa menyerap nutrisi dari larutan. Kalau pH-nya terlalu rendah (terlalu asam) atau terlalu tinggi (terlalu basa), nutrisi yang ada di air jadi susah diserap akar.

Akhirnya, tanaman kekurangan zat hara padahal nutrisi sudah kita kasih.


Rentang pH Ideal untuk Hidroponik

Setiap tanaman punya kebutuhan pH yang sedikit berbeda. Tapi secara umum, pH ideal untuk hidroponik ada di kisaran 5,5 – 6,5.

  • Sayuran daun (selada, kangkung, bayam, sawi): 5,5 – 6,5

  • Tanaman buah (tomat, cabai, paprika, mentimun): 5,8 – 6,3

  • Tanaman herbal (mint, basil, oregano): 5,5 – 6,0

Kalau kamu bisa menjaga pH tetap stabil di rentang ini, kemungkinan besar tanamanmu bakal tumbuh dengan baik.


Cara Mengukur pH Air

Sekarang pertanyaan penting: gimana caranya tahu pH larutan hidroponik kita? Ada beberapa cara:

1. pH Meter Digital

  • Alat ini paling akurat dan gampang dipakai. Tinggal celupkan ke larutan, angka pH langsung muncul di layar.

  • Kekurangannya: harus sering dikalibrasi biar hasilnya tetap akurat.

2. Kertas Lakmus atau Test Kit pH Cair

  • Murah dan gampang dicari. Caranya celupin kertas atau cairan uji ke larutan, lalu cocokkan warna dengan skala pH.

  • Kekurangannya: kurang akurat kalau dibandingkan pH meter digital.

Kalau kamu serius mau main hidroponik jangka panjang, investasi di pH meter digital itu worth it banget.


Cara Mengatur pH Supaya Stabil

Kadang pH larutan nutrisi nggak langsung pas. Bisa terlalu tinggi, bisa juga terlalu rendah. Nah, solusinya ada dua bahan yang biasa dipakai:

  • pH Down → biasanya berisi larutan asam fosfat atau asam nitrat untuk menurunkan pH.

  • pH Up → biasanya berisi kalium hidroksida untuk menaikkan pH.

Cara pakainya simpel:

1. Ukur dulu pH larutan nutrisi.

2. Kalau pH terlalu tinggi, teteskan sedikit pH Down. Kalau terlalu rendah, tambahkan pH Up.

3. Aduk rata, lalu ukur lagi sampai ketemu angka yang pas.

Ingat, jangan asal tuang banyak-banyak. Lebih baik sedikit demi sedikit biar nggak kebablasan.


Apa Itu PPM dalam Hidroponik?

Sekarang kita pindah ke PPM. PPM adalah singkatan dari Parts Per Million, yang artinya jumlah zat terlarut dalam satu juta bagian air. Dalam hidroponik, PPM digunakan untuk mengukur seberapa pekat larutan nutrisi kita.

Kalau larutan terlalu encer → tanaman bisa kekurangan nutrisi.

Kalau terlalu pekat → tanaman bisa “keracunan” nutrisi.

Makanya, mengukur PPM itu penting banget supaya kita bisa kasih nutrisi dalam jumlah yang tepat.


Alat untuk Mengukur PPM

Untuk mengukur PPM, kita pakai TDS Meter (Total Dissolved Solids). Cara pakainya super gampang:

1. Nyalakan TDS meter.

2. Celupkan ke larutan nutrisi.

3. Tunggu beberapa detik, lalu angka PPM bakal muncul di layar.

Alat ini kecil, praktis, dan harganya terjangkau. Wajib banget punya kalau kamu serius di hidroponik.


Rentang PPM Ideal untuk Berbagai Tanaman

Setiap tanaman punya kebutuhan nutrisi yang beda-beda. Berikut gambaran umum rentang PPM untuk tanaman hidroponik:

  • Selada: 560 – 840 ppm

  • Kangkung: 1050 – 1400 ppm

  • Bayam: 1260 – 1610 ppm

  • Tomat: 1400 – 3500 ppm

  • Cabai/paprika: 1750 – 2450 ppm

  • Mentimun: 1190 – 1750 ppm

Kalau kamu lagi nanam sayuran daun kayak selada atau kangkung, PPM yang terlalu tinggi justru bikin daun gosong. Jadi hati-hati ya.


Hubungan pH dan PPM: Harus Seimbang

Nah, sekarang kita masuk ke inti: pH dan PPM itu saling berkaitan.

  • Kalau pH nggak tepat, meskipun PPM sudah pas, tanaman tetap nggak bisa nyerap nutrisi.

  • Kalau PPM terlalu tinggi atau rendah, meskipun pH sudah ideal, tanaman tetap kekurangan atau kelebihan nutrisi.

Jadi, nggak bisa cuma fokus di salah satu. Dua-duanya harus seimbang.


Gejala Tanaman Kalau pH atau PPM Bermasalah

Kadang kita telat ngecek pH dan PPM, tapi tanaman kasih tanda. Nah, ini beberapa ciri yang bisa kamu perhatiin:

Kalau pH nggak pas:

  • Daun muda menguning (nutrisi besi nggak terserap).

  • Daun tua menguning (nutrisi nitrogen nggak terserap).

  • Akar cokelat atau busuk.

Kalau PPM terlalu rendah:

  • Tanaman kerdil dan pertumbuhannya lambat.

  • Daun pucat, kurang hijau.

Kalau PPM terlalu tinggi:

  • Ujung daun gosong (nutrisi berlebih).

  • Daun menggulung ke atas.

  • Tanaman layu meskipun larutannya banyak.



Tips Praktis Menjaga pH dan PPM Tetap Ideal

1. Cek rutin → minimal 2–3 hari sekali cek pH dan PPM.

2. Gunakan air bersih → air keruh atau berkapur bikin pH susah dikontrol.

3. Tambahkan nutrisi sedikit demi sedikit → jangan langsung banyak biar nggak kebablasan PPM.

4. Gunakan tandon terpisah → bikin larutan stok A dan B biar lebih mudah kontrol nutrisi.

5. Catat hasil pengukuran → bikin jurnal kecil untuk tahu pola kebutuhan tanamanmu.


Contoh Kasus Nyata

Misalnya kamu nanam selada dengan target pH 6,0 dan PPM 700:

1. Ukur larutan → ternyata pH 7,2 dan PPM 500.

2. Turunkan pH dengan pH Down → tambahin sedikit demi sedikit sampai ketemu pH 6,0.

3. Tambahkan larutan nutrisi AB Mix → ukur lagi sampai PPM naik ke 700.

Hasilnya? Selada tumbuh segar, daunnya renyah, dan siap dipanen lebih cepat.


Penutup

pH dan PPM adalah kunci sukses di dunia hidroponik. Tanpa kontrol yang baik, nutrisi yang kamu kasih bisa sia-sia.

Tapi kalau dua hal ini terjaga stabil, tanaman bakal tumbuh sehat, panen lebih cepat, dan hasilnya maksimal.

Ingat, hidroponik itu bukan sekadar kasih air dan nutrisi. Ada ilmu kecil di baliknya, yaitu menjaga keseimbangan pH dan PPM.

Jadi mulai sekarang, biasakan cek dua hal ini secara rutin. Dengan begitu, kamu bakal makin jago dan tanamanmu bakal makin happy!

Siswi SMK Muhammadiyah 1 sukoharjo yang cerdas, Bersemangat, dan Berintegritas. Profil Lengkap saya