Panduan Memberi Nutrisi Sesuai Jenis Tanaman
Hidroponik itu seru banget, karena kita bisa tanam sayur, buah, sampai tanaman hias tanpa perlu tanah.
Tapi ada satu hal yang jadi “jantung” sistem hidroponik: nutrisi tanaman.
Nah, masalahnya, setiap tanaman itu beda-beda kebutuhannya. Jadi nggak bisa asal kasih nutrisi dengan takaran yang sama untuk semua.
Ibarat manusia, ada yang butuh makan banyak karena aktivitasnya tinggi, ada juga yang cukup sedikit.
Di artikel ini kita bakal bahas panduan memberi nutrisi sesuai jenis tanaman hidroponik, lengkap dari dasar sampai teknis.
Jadi, kalau kamu pengen hasil panen maksimal dan tanaman tumbuh sehat, simak terus ya!
Kenapa Setiap Tanaman Butuh Nutrisi yang Berbeda?
Sebelum masuk ke panduan detail, kita perlu ngerti dulu kenapa nggak bisa semua tanaman pakai dosis yang sama.
- Jenis tanaman berbeda metabolisme: Selada misalnya, cepat tumbuh dan cepat panen, jadi butuh nutrisi ringan tapi konsisten. Sementara tomat butuh energi gede untuk produksi buah, jadi nutrisi lebih padat.
- Tahap pertumbuhan memengaruhi kebutuhan: Bibit, vegetatif, dan generatif (berbuah/berbunga) itu beda dosisnya.
- Ukuran tanaman: Sayur daun biasanya kecil dan cepat panen, sedangkan tanaman buah butuh waktu lama dan akar lebih kuat.
Kalau kamu ngerti prinsip ini, bakal lebih gampang ngatur larutan nutrisi.
Macam-Macam Tanaman Hidroponik dan Kebutuhan Nutrisinya
1. Sayuran Daun
Contoh: selada, kangkung, bayam, pakcoy.
- Kebutuhan nutrisi: Ringan sampai sedang.
- PPM ideal: 500–800 ppm.
- pH ideal: 5.5–6.5.
- Catatan: Jangan terlalu pekat, karena akar sayuran daun gampang “kepanasan” kalau nutrisi terlalu kental.
2. Tanaman Buah
Contoh: tomat, cabai, mentimun, melon, stroberi.
- Kebutuhan nutrisi: Sedang hingga tinggi.
- PPM ideal: 1000–2000 ppm (tergantung fase).
- pH ideal: 5.8–6.8.
- Catatan: Saat masuk fase berbunga dan berbuah, tambahkan nutrisi dengan kandungan kalium (K) lebih tinggi.
3. Tanaman Herbal
Contoh: mint, basil, oregano, parsley.
- Kebutuhan nutrisi: Ringan.
- PPM ideal: 600–1000 ppm.
- pH ideal: 5.5–6.5.
- Catatan: Herbal biasanya lebih tahan, tapi jangan sampai nutrisinya terlalu kental.
4. Tanaman Hias Daun
Contoh: aglaonema, philodendron, sirih gading.
- Kebutuhan nutrisi: Rendah sampai sedang.
- PPM ideal: 400–800 ppm.
- pH ideal: 6.0–6.5.
- Catatan: Karena lebih untuk estetika, nggak perlu nutrisi terlalu tinggi.
5. Tanaman Hias Berbunga
Contoh: anggrek, mawar, krisan.
- Kebutuhan nutrisi: Variatif, tapi lebih tinggi di fase berbunga.
- PPM ideal: 1000–1500 ppm.
- pH ideal: 5.8–6.5.
- Catatan: Perlu tambahan fosfor (P) untuk memperkuat bunga.
Fase Pertumbuhan dan Penyesuaian Nutrisi
Selain jenis tanaman, fase pertumbuhan juga menentukan kebutuhan nutrisi. Yuk kita bahas detail:
1. Fase Bibit (Seedling)
- PPM: 200–400 ppm.
- pH: 5.5–6.0.
- Nutrisi utama: Nitrogen (N) rendah, kalsium, magnesium.
- Catatan: Jangan terlalu pekat, akar masih rapuh.
2. Fase Vegetatif
- PPM: 600–1000 ppm (sayuran daun), 800–1200 ppm (tanaman buah).
- pH: 5.5–6.5.
- Nutrisi utama: Nitrogen (N) lebih tinggi untuk pertumbuhan daun.
3. Fase Generatif (Berbunga/Berbuah)
- PPM: 1000–2000 ppm tergantung jenis tanaman.
- pH: 5.8–6.8.
- Nutrisi utama: Fosfor (P) dan Kalium (K) lebih tinggi untuk buah dan bunga.
Cara Praktis Memberi Nutrisi
Supaya lebih gampang, ini langkah-langkah umum yang bisa kamu ikuti:
1. Larutkan nutrisi AB Mix sesuai dosis yang dianjurkan (cek label).
2. Gunakan TDS/EC meter buat cek ppm.
3. Gunakan pH meter atau pH indikator buat pastikan pH sesuai.
4. Sesuaikan dosis bertahap Jangan langsung kental, mulai dari rendah lalu naikkan.
5. Pantau kondisi tanaman: kalau daun pucat → kurang nutrisi, kalau gosong di ujung → terlalu pekat.
Tanda-Tanda Tanaman Kekurangan atau Kelebihan Nutrisi
Kekurangan Nutrisi
- Daun menguning → kurang nitrogen.
- Batang lemah → kurang kalium.
- Daun tua cepat rontok → kurang magnesium.
Kelebihan Nutrisi
- Ujung daun gosong.
- Akar cokelat atau busuk.
- Pertumbuhan terhambat meski nutrisi banyak.
Tips Supaya Nutrisi Selalu Optimal
- Gunakan air bersih: kalau bisa, pakai air sumur atau air hujan yang disaring.
- Jangan campur nutrisi A dan B langsung: larutkan terpisah dulu.
- Rutin ganti larutan setiap 1–2 minggu biar nggak jenuh.
- Sesuaikan cuaca: saat panas, tanaman butuh lebih banyak air, jadi larutan jangan terlalu kental.
Contoh Jadwal Nutrisi Sederhana
Misalnya kamu nanam selada:
- Minggu 1–2: PPM 300–400.
- Minggu 3–4: PPM 600–700.
- Minggu 5–6: PPM 800.
Kalau nanam tomat:
- Minggu 1–3 (bibit): PPM 300–400.
- Minggu 4–6 (vegetatif): PPM 800–1000.
- Minggu 7–panen (berbunga/berbuah): PPM 1200–2000.
Kesimpulan
Memberi nutrisi hidroponik itu nggak bisa disamaratakan.
Setiap jenis tanaman punya kebutuhan berbeda, baik dari segi PPM, pH, maupun komposisi nutrisi.
Selain itu, fase pertumbuhan juga menentukan jenis nutrisi yang dominan.
Kalau kamu bisa memahami kebutuhan spesifik ini, hasil panenmu pasti lebih maksimal.
Ingat, hidroponik itu bukan cuma soal instalasi keren, tapi bagaimana kamu bisa jadi “chef” yang masakin menu tepat buat tanamanmu.
Gabung dalam percakapan