Kesalahan Umum dalam Beriklan yang Bikin Boros Budget
Beriklan di sosial media memang kelihatan gampang: tinggal bikin akun iklan, masukin budget, bikin konten, klik publish, dan voila, iklan jalan.
Tapi kenyataannya, banyak banget orang yang iklannya habis duit tanpa hasil, alias boncos. Kalau kamu pernah ngalamin, tenang aja, kamu nggak sendirian.
Kesalahan dalam beriklan di sosial media itu umum banget, bahkan sering terjadi di kalangan pemula.
Di artikel ini, kita bakal kupas kesalahan umum dalam beriklan yang sering bikin budget kebuang sia-sia.
Bukan cuma itu, kita juga bakal kasih solusi biar kamu bisa belajar dari kesalahan orang lain tanpa harus ngalamin sendiri.
Dengan begitu, kamu bisa lebih efisien, hemat biaya, dan iklanmu benar-benar ngasih hasil maksimal.
Kenapa Banyak Orang Boncos Saat Pasang Iklan?
Sebelum bahas detail kesalahannya, mari kita pahami dulu kenapa banyak orang gagal saat beriklan.
1. Kurang riset. Banyak yang asal jalanin iklan tanpa tahu siapa target audiensnya.
2. Terlalu buru-buru. Niatnya pengen hasil instan, padahal iklan butuh strategi dan proses.
3. Overconfidence. Merasa kontennya udah bagus, jadi nggak mau tes atau evaluasi.
4. Salah mindset. Anggap iklan itu mesin ajaib, padahal iklan hanyalah alat, bukan jaminan.
Nah, kalau mindset kamu udah bener, tinggal hindari kesalahan teknisnya. Mari kita kupas satu-satu.
1. Target Audience yang Terlalu Umum
Banyak pemula bikin kesalahan dengan mikir: "Kalau audiens lebih luas, iklan bakal lebih banyak yang lihat." Padahal, semakin luas target, semakin nggak spesifik, dan hasilnya malah nggak nyambung.
Contoh: Kamu jual skincare buat remaja, tapi target iklan kamu semua umur 18–45 tahun. Hasilnya? Budget habis dilihat orang-orang yang bahkan nggak butuh skincare remaja.
Solusi:
- Gunakan fitur interest dan behavior biar lebih spesifik.
- Tes beberapa segmentasi kecil dulu (misalnya umur 15–20, atau lokasi Jabodetabek).
- Gunakan data pelanggan lama sebagai acuan bikin custom audience.
2. Nggak Punya Tujuan Iklan yang Jelas
Kesalahan kedua adalah nggak tau tujuan iklannya apa. Ada yang cuma asal boost post tanpa mikirin mau ngapain.
Contoh: kamu pengen jualan produk, tapi tujuan iklan diatur ke "engagement." Akhirnya memang banyak like, tapi nggak ada yang beli.
Solusi:
- Tentukan tujuan sejak awal: apakah untuk brand awareness, traffic ke website, atau conversion (penjualan).
- Sesuaikan format iklan dengan tujuan. Jangan campur-campur.
- Evaluasi apakah tujuan itu realistis dengan budget yang kamu punya.
3. Konten Iklan yang Kurang Menarik
Iklan bagus bukan cuma soal setting audience, tapi juga visual dan copywriting. Kesalahan banyak orang adalah bikin iklan yang “b aja,” nggak stand out, nggak bikin orang stop scroll.
Ciri-cirinya:
- Foto/video seadanya, kualitas rendah.
- Tulisan terlalu kaku, kayak brosur.
- Nggak ada hook di awal.
Solusi:
- Buat konten dengan kualitas visual yang estetik, meskipun sederhana.
- Gunakan storytelling, bukan sekadar jualan.
- Tambahkan call to action (CTA) yang jelas, misalnya: “Klik sekarang,” “Pesan sebelum habis.”
4. Mengabaikan Analisis Data
Salah satu keuntungan iklan digital adalah kita bisa lihat data detail. Tapi sayangnya, banyak orang nggak pernah ngecek dashboard iklan. Mereka cuma lihat hasil akhir: laku atau nggak.
Padahal data bisa kasih insight berharga: siapa yang klik, umur berapa, jam berapa mereka aktif. Kalau data ini diabaikan, iklan jadi nggak bisa dioptimalkan.
Solusi:
- Biasakan cek dashboard iklan minimal seminggu sekali.
- Gunakan A/B testing buat bandingin konten dan audience.
- Fokus ke metrik penting: CTR (Click Through Rate), CPC (Cost per Click), Conversion Rate.
5. Budget yang Nggak Terencana
Ada dua kesalahan soal budget:
1. Budget terlalu kecil, jadi iklan nggak jalan optimal.
2. Budget terlalu besar, padahal iklan belum teruji.
Contoh: Baru pertama kali iklan langsung keluarin 5 juta, padahal kontennya belum di-test. Akhirnya, boncos besar.
Solusi:
- Mulai kecil dulu untuk testing, misalnya 50–100 ribu per hari.
- Kalau hasilnya bagus, baru scale up secara bertahap.
- Jangan taruh semua budget di satu iklan, tapi bagi ke beberapa variasi.
6. Nggak Punya Landing Page yang Bagus
Kesalahan besar lainnya adalah bikin iklan bagus, tapi pas orang klik, diarahkan ke halaman yang berantakan. Orang jadi bingung mau ngapain, akhirnya keluar lagi.
Contoh: Iklan jualan sepatu, tapi landing page malah ke homepage toko online. Orang jadi ribet nyari produk yang dimaksud.
Solusi:
- Pastikan link iklan langsung mengarah ke halaman produk.
- Landing page harus simpel, jelas, dan mobile-friendly.
- Tambahkan tombol CTA yang mencolok, misalnya “Beli Sekarang.”
7. Terlalu Sering Ubah Setting Iklan
Banyak pemula yang panik kalau iklan nggak langsung jalan, lalu sering ubah-ubah setting. Padahal algoritma butuh waktu buat belajar (learning phase).
Solusi:
- Biarkan iklan berjalan minimal 3–5 hari sebelum diubah.
- Jangan langsung stop kalau hasilnya belum kelihatan.
- Evaluasi dengan data, bukan perasaan.
8. Mengabaikan Retargeting
Kesalahan lain adalah cuma fokus ke iklan awareness (cari audiens baru), tapi lupa melakukan retargeting. Padahal, orang yang sudah pernah lihat produkmu jauh lebih mungkin beli.
Solusi:
- Gunakan pixel Facebook atau TikTok buat track pengunjung.
- Buat iklan khusus untuk mereka yang sudah klik tapi belum beli.
- Tawarkan promo khusus untuk retargeting, misalnya diskon terbatas.
9. Nggak Coba Berbagai Format Iklan
Banyak orang cuma pakai satu format, misalnya feed post. Padahal, tiap audiens punya preferensi beda.
Solusi:
- Coba format lain: Stories, Reels, Video pendek.
- Uji coba apakah audiens lebih suka konten foto atau video.
- Gunakan carousel ads untuk menampilkan beberapa produk sekaligus.
10. Fokus ke Vanity Metrics
Kesalahan yang sering banget terjadi: puas dengan angka like, komen, dan views, padahal ujung-ujungnya nggak ada penjualan.
Solusi:
- Ingat bahwa tujuan utama iklan adalah menghasilkan conversion.
- Jangan terjebak angka besar yang nggak ada dampaknya.
- Selalu tanyakan: “Apakah iklan ini bikin orang beli?”
Kesimpulan
Kesalahan dalam beriklan itu wajar, terutama buat pemula. Tapi yang bikin rugi adalah kalau kesalahan itu terus diulang tanpa belajar. Dengan menghindari kesalahan seperti target audiens yang terlalu umum, tujuan iklan yang nggak jelas, konten yang kurang menarik, sampai budget yang nggak terkontrol, kamu bisa hemat banyak uang dan bikin iklan jauh lebih efektif.
Ingat, iklan itu bukan sekadar buang duit biar kelihatan keren. Iklan adalah alat untuk mendatangkan hasil nyata. Kalau kamu bisa memanfaatkan dengan tepat, iklan bukan lagi jadi sumber boncos, tapi justru jadi mesin cuan yang powerful.
Jadi sebelum klik tombol “Boost” atau “Publish,” pastikan kamu udah cek ulang strateginya. Jangan biarkan iklanmu cuma jadi pajangan mahal di timeline orang lain.
Gabung dalam percakapan