ikuti Saluran WhatsApp Rumahdisolo.com. Klik WhatsApp

Format Konten yang Paling Disukai di 2025 (Shorts, Reels, Carousel)

Kalau kita flashback ke beberapa tahun lalu, format konten di media sosial masih didominasi foto statis, postingan panjang di Facebook, atau artikel blog yang dishare ke timeline. Tapi sekarang, tren itu sudah berubah total. Audiens lebih suka format konten yang singkat, padat, visual, dan interaktif. Tahun 2025, tren ini semakin jelas: konten video pendek (Shorts, Reels, TikTok), carousel edukatif, dan format interaktif lainnya adalah raja di jagat sosial media.

Nah, buat kamu yang pengen serius jadi Social Media Specialist, wajib banget paham format-format konten yang lagi hype ini. Kenapa? Karena kalau sampai salah pilih format, kontenmu bisa tenggelam di antara ratusan postingan setiap harinya. Artikel ini bakal bahas tuntas format konten paling disukai di 2025, lengkap dengan alasan kenapa format itu efektif, strategi bikin konten di dalamnya, plus tips praktis biar audiens makin betah.


Kenapa Format Konten Itu Penting?

Banyak pemula yang mikir, “Ah yang penting isi kontennya bagus, format mah nomor sekian.” Padahal, justru format adalah pintu masuk pertama biar audiens mau lihat isi kontenmu. Ibarat makanan, format itu plating-nya, sedangkan isi konten itu rasanya.

Kalau plating-nya menarik, orang bakal tertarik nyobain. Tapi kalau plating berantakan, orang udah ilfeel duluan. Sama kayak konten: format menentukan apakah orang mau berhenti scroll dan kasih perhatian, atau langsung skip.

Selain itu, platform sosial media juga punya algoritma yang biasanya lebih "sayang" sama format-format tertentu. Misalnya di Instagram, Reels punya reach jauh lebih besar daripada postingan foto biasa. Di YouTube, Shorts bisa bikin channel kecil cepat naik subscribers. Jadi, ngerti format berarti ngerti cara kerja algoritma.


Tren Format Konten di 2025

Mari kita bedah satu per satu format yang lagi naik daun di 2025.

1. Video Pendek (Shorts, Reels, TikTok)

Kalau ada satu format konten yang wajib banget kamu kuasai, jawabannya jelas: video pendek. Kenapa? Karena durasi perhatian orang makin singkat.

Audiens remaja zaman sekarang lebih suka nonton video 30–60 detik ketimbang video panjang.

Kenapa video pendek digemari:
  • Algoritma lebih memprioritaskan video pendek.
  • Bisa disajikan dengan cepat dan mudah dipahami.
  • Cocok buat hampir semua niche: edukasi, hiburan, lifestyle, review, sampai bisnis.
Strategi bikin video pendek yang powerful:
  1. Hook di 3 detik pertama. Kalau opening membosankan, siap-siap di-skip.
  2. Pakai teks on-screen. Banyak orang nonton tanpa suara, jadi caption otomatis wajib.
  3. Beri nilai atau hiburan jelas. Misalnya tips singkat, life hack, motivasi, atau tutorial cepat.
  4. Akhiri dengan CTA. Contoh: “Follow untuk tips lainnya!” atau “Cek link di bio buat detailnya.”
Contoh ide video pendek:
  • Edukasi: “3 trik belajar cepat dalam 30 detik.”
  • Bisnis: “Kenapa jualan online gagal? Ini 3 alasannya.”
  • Hiburan: sketsa lucu atau POV yang relatable.

2. Carousel

Carousel adalah format konten berupa slide yang bisa digeser, biasanya dipakai di Instagram atau LinkedIn. Format ini makin populer karena bisa menjelaskan topik panjang dengan cara ringkas dan visual.

Kenapa carousel efektif:
  • Membuat orang lebih lama berinteraksi dengan postingan (scroll tiap slide).
  • Cocok untuk konten edukasi atau storytelling.
  • Bisa memuat step by step, sehingga lebih jelas.
Strategi bikin carousel yang engaging:
  1. Slide pertama = hook. Misalnya, “5 Kesalahan yang Bikin Bisnismu Rugi.”
  2. Gunakan desain simpel tapi konsisten. Jangan bikin mata capek dengan warna norak.
  3. Beri value jelas. Setiap slide harus punya poin penting, bukan sekadar hiasan.
  4. Akhiri dengan CTA. Misalnya: “Save postingan ini biar nggak lupa.”
Contoh ide carousel:
  • “5 Tools Gratis untuk Bikin Konten Viral.”
  • “Step by Step Cara Bikin Iklan Instagram yang Efektif.”
  • “Mindset yang Beda antara Pebisnis Pemula dan Pro.”

3. Konten Interaktif (Poll, QnA, Quiz)

Makin banyak platform yang menyediakan fitur interaktif. Di Instagram ada polling dan QnA, di TikTok ada sticker interaktif, di YouTube ada polling di tab komunitas.

Kenapa konten interaktif penting:
  • Membuat audiens merasa dilibatkan.
  • Algoritma suka kalau ada interaksi langsung.
  • Bisa jadi cara riset audiens secara gratis.
Contoh penggunaan:
  • Polling: “Kamu lebih suka kerja pagi atau malam?”
  • QnA: “Tanya apapun tentang bisnis online, bakal aku jawab.”
  • Quiz: “Coba tebak, mana yang lebih efektif: iklan FB Ads atau IG Ads?”

4. Live Streaming

Meskipun video pendek lagi hype, live streaming tetap punya tempat khusus. Tahun 2025, live streaming diprediksi makin berkembang karena orang suka interaksi real-time.

Kelebihan live streaming:
  • Bisa bangun koneksi lebih dekat dengan audiens.
  • Konten bisa panjang tanpa masalah.
  • Cocok buat launching produk, QnA, atau kelas gratis.
Tips sukses live streaming:
  • Tentukan tema spesifik, jangan random.
  • Promosikan jadwal live jauh-jauh hari.
  • Interaksi langsung dengan audiens, jangan cuek.
  • Simpan hasil live untuk ditonton ulang.

5. Konten Panjang (Long-form) Masih Relevan

Walau video pendek mendominasi, konten panjang seperti YouTube video (8–15 menit) atau artikel blog tetap relevan. Bedanya, audiens sekarang lebih selektif: mereka hanya akan nonton konten panjang kalau memang memberikan value besar.

Jenis long-form yang masih digemari:
  • Video YouTube tutorial lengkap.
  • Artikel blog dengan panduan step by step.
  • Podcast dengan topik mendalam.

Bagaimana Memilih Format yang Tepat?

Banyak kreator yang bingung: harus fokus ke video pendek, carousel, atau long-form? Jawabannya: sesuaikan dengan tujuan dan audiens.

  • Kalau targetmu anak muda (Gen Z) → fokus ke Reels, Shorts, TikTok.
  • Kalau targetmu profesional → gunakan LinkedIn Carousel atau long-form.
  • Kalau mau bangun brand awareness cepat → video pendek lebih efektif.
  • Kalau mau bangun trust jangka panjang → long-form seperti YouTube atau artikel blog tetap penting.

Tips Kombinasi Format Konten

Jangan terpaku satu format aja. Gabungkan beberapa format biar kontenmu lebih kaya. Contoh strategi:
  1. Buat video pendek Reels → hook cepat (misalnya tips singkat).
  2. Tambahkan carousel → untuk penjelasan lebih detail.
  3. Akhiri dengan artikel blog → versi lengkap dengan SEO.

Dengan cara ini, audiens bisa memilih format sesuai preferensi mereka, tapi tetap mendapat value yang sama.


Studi Kasus: Brand yang Sukses Pakai Format Populer

  1. Duolingo di TikTok.
  2. Dengan video pendek lucu dan karakter maskot, mereka jadi brand edukasi bahasa paling populer.

  3. Hubspot di LinkedIn.
  4. Menggunakan carousel edukasi tentang marketing, engagement mereka melonjak.

  5. Nike di Instagram.
  6. Gabungan antara Reels inspiratif, carousel edukasi workout, dan live streaming event olahraga bikin mereka relevan terus.


Penutup: Format Adalah Senjata, Konten Adalah Peluru

Di tahun 2025, format konten yang paling disukai jelas adalah video pendek (Shorts, Reels, TikTok), carousel edukatif, serta konten interaktif. Tapi ingat, format hanyalah "wadah". Yang bikin kontenmu benar-benar impactful adalah value di dalamnya.

Kalau value kontenmu bagus, format apapun bisa bekerja. Tapi kalau value-nya kosong, mau pakai format trending pun tetap akan gagal. Jadi, fokuslah pada kombinasi keduanya: value yang kuat + format yang sesuai.

Ingat, jadi Social Media Specialist bukan berarti ikut-ikutan tren doang, tapi tahu cara pakai tren untuk membangun audiens dan brand jangka panjang.

Sekarang giliranmu untuk eksperimen: pilih format yang sesuai dengan audiensmu, uji coba, dan evaluasi. Siapa tahu kontenmu jadi yang berikutnya viral di 2025.

Siswi SMK Muhammadiyah 1 sukoharjo yang cerdas, Bersemangat, dan Berintegritas. Profil Lengkap saya