4.3 Copywriting untuk Email Marketing (Cold Email & Newsletter)
Email marketing adalah salah satu kanal digital marketing yang paling efektif dalam membangun hubungan jangka panjang dengan audiens. Meski sudah ada media sosial, iklan berbayar, hingga chatbot AI, email tetap menjadi kanal yang memiliki tingkat ROI (Return on Investment) tertinggi, bahkan beberapa penelitian menunjukkan rata-rata ROI email marketing bisa mencapai \$36 untuk setiap \$1 yang diinvestasikan.
Namun, efektivitas email marketing sangat ditentukan oleh copywriting. Kata-kata yang dipilih, struktur pesan, hingga gaya bahasa akan memengaruhi apakah email dibaca, diabaikan, atau justru masuk folder spam.
Dalam pembahasan ini, kita akan mengurai secara detail bagaimana menyusun copywriting untuk dua jenis email marketing utama: cold email (untuk prospek baru) dan newsletter (untuk audiens yang sudah ada).
Mengapa Copywriting untuk Email Marketing Penting?
1. Inbox adalah Ruang Pribadi.
Tidak seperti iklan di media sosial, email masuk langsung ke ruang pribadi audiens. Artinya, bahasa yang salah bisa membuat penerima merasa terganggu.
2. Menentukan Open Rate & CTR.
Subjek email (headline) menentukan apakah email dibuka, sementara isi menentukan apakah audiens akan mengklik CTA.
3. Membangun Hubungan.
Email bukan sekadar alat jualan, tetapi juga media untuk membangun kedekatan, memberikan nilai, dan meningkatkan trust.
4. Efisiensi Biaya.
Dengan biaya yang relatif rendah, email bisa menjangkau ribuan audiens sekaligus. Copywriting yang buruk membuat potensi besar ini terbuang sia-sia.
Prinsip Dasar Copywriting untuk Email Marketing
Sebelum membedah cold email dan newsletter, ada beberapa prinsip umum yang berlaku untuk semua jenis email marketing:
Relevansi adalah Kunci. Kirim email yang sesuai dengan kebutuhan audiens.
Personalization. Gunakan nama penerima, atau sesuaikan konten dengan preferensi mereka.
Satu Email, Satu Tujuan. Jangan menjejalkan terlalu banyak informasi. Fokus pada satu pesan utama.
Scannable Content. Gunakan paragraf pendek, bullet point, dan subheading agar mudah dibaca.
CTA Jelas. Jangan biarkan audiens bingung apa yang harus dilakukan setelah membaca.
Copywriting untuk Cold Email
Cold email adalah email yang dikirim ke calon prospek yang belum pernah berinteraksi dengan Anda. Tujuannya adalah membangun koneksi awal atau mendorong respons positif. Karena sifatnya dingin (cold), maka pendekatan harus lebih hati-hati.
Struktur Copy Cold Email
1.Subject Line (Judul Email)
Harus singkat, jelas, dan memancing rasa ingin tahu.
Hindari clickbait yang terlalu berlebihan.
Contoh:
“Ide untuk tingkatkan traffic website Anda”
“Butuh cara efisien kelola iklan?”
2.Opening Line (Pembuka)
Buat personal agar tidak terkesan massal.
Bisa berupa pujian, observasi, atau relevansi dengan bisnis mereka.
Contoh:
“Saya melihat Anda baru meluncurkan produk baru di Instagram, selamat!”
3.Value Proposition (Isi Utama)
Jelaskan siapa Anda, apa yang Anda tawarkan, dan mengapa mereka perlu peduli.
Fokus pada manfaat, bukan sekadar fitur.
Contoh:
“Kami membantu bisnis fashion meningkatkan penjualan online dengan strategi iklan berbasis data. Rata-rata klien kami melihat kenaikan 30% dalam 2 bulan.”
4.Social Proof atau Credibility
Tambahkan bukti untuk memperkuat klaim.
Contoh: “Kami telah bekerja sama dengan 50+ brand lokal, termasuk A, B, dan C.”
5.CTA (Call to Action)
Harus ringan, tidak langsung jualan keras.
Contoh:
“Apakah Anda terbuka untuk ngobrol 15 menit minggu ini?”
“Boleh saya kirimkan studi kasus singkat agar lebih jelas?”
6. Closing Line
Ramah, tidak memaksa, dan memberikan opsi mudah.
Contoh: “Jika ini belum relevan, tidak masalah, saya tetap senang bisa terkoneksi dengan Anda.”
Contoh Cold Email Copy
Subject: “Ide untuk tingkatkan traffic website Anda”
Body:
Halo \[Nama],
Saya melihat website \[Nama Perusahaan] memiliki desain yang keren dan produk yang menarik. Namun, saat saya cek performa SEO, ada beberapa peluang yang bisa dimaksimalkan agar traffic organik meningkat.
Saya dari \[Nama Agency], tim kami sudah membantu 50+ brand lokal meningkatkan traffic mereka rata-rata 3x lipat hanya dalam 6 bulan.
Apakah Anda terbuka untuk ngobrol 15 menit minggu ini? Saya bisa tunjukkan data peluang spesifik untuk bisnis Anda.
Salam,
\[Nama Anda]
Copywriting untuk Newsletter
Berbeda dengan cold email, newsletter dikirim ke audiens yang sudah lebih hangat: pelanggan lama, subscriber, atau mereka yang pernah berinteraksi dengan brand Anda. Tujuannya bisa bermacam-macam: edukasi, promosi, retensi, hingga brand awareness.
Struktur Copy Newsletter
1.Subject Line (Judul Email)
Sama pentingnya dengan cold email, karena menentukan open rate.
Bisa berupa manfaat langsung, teaser konten, atau urgensi.
Contoh:
“3 Rahasia Copywriting yang Naikkan Penjualan”
“Diskon 50% Berakhir Malam Ini!”
2.Opening Line
Sapaan personal + pengantar singkat.
Contoh: “Hai \[Nama], minggu ini kami punya insight menarik soal strategi copywriting untuk Instagram.”
3.Value Content (Isi Utama)
Bisa berupa tips, artikel singkat, update produk, atau promosi.
Pastikan tetap singkat, padat, dan bernilai.
Gunakan storytelling bila memungkinkan.
4.CTA (Call to Action)
Arahkan pembaca ke tindakan spesifik: klik artikel, daftar webinar, beli produk.
Contoh:
“Baca selengkapnya di blog kami.”
“Amankan kursi Anda di webinar gratis ini.”
5.Closing Line
Tutup dengan ramah, bisa berupa ajakan follow, testimoni, atau sekadar ucapan terima kasih.
Contoh: “Terima kasih sudah jadi bagian dari komunitas kami. Sampai jumpa di email berikutnya!”
Contoh Newsletter Copy
Subject: “3 Tips Praktis untuk Naikkan Engagement Instagram”
Body:
Hai \[Nama],
Apakah Anda merasa engagement Instagram semakin menurun belakangan ini? Anda tidak sendirian. Banyak brand mengalami hal sama.
Untuk membantu Anda, kami merangkum 3 tips praktis:
Gunakan storytelling di caption, bukan hanya jualan.
Posting di jam di mana audiens paling aktif.
Pakai CTA jelas di setiap konten.
Kami membahas detailnya di blog terbaru → \[Baca Artikel Selengkapnya].
Terima kasih sudah jadi bagian dari komunitas kami! Nantikan tips bermanfaat lainnya minggu depan.
Salam,
Tim \[Brand]
Teknik Copywriting Khusus untuk Email
1.Gunakan Bahasa Personal.
Hindari terasa seperti robot. Tulis seolah-olah berbicara langsung dengan satu orang.
2.Optimalkan Subjek Email.
Gunakan angka: “7 Cara Mudah Atur Keuangan.”
Sisipkan nama penerima: “Budi, ini strategi yang cocok untuk bisnis Anda.”
Bangun urgensi: “Diskon berakhir dalam 6 jam lagi!”
3.Jaga Panjang Email.
Cold email sebaiknya pendek (100–150 kata).
Newsletter bisa lebih panjang, tapi tetap mudah dipindai.
4.Gunakan PS (Postscript). Banyak orang langsung membaca bagian PS.
Contoh: “PS: Jangan lewatkan bonus eBook gratis yang hanya berlaku minggu ini.”
5.Segmen Audiens.
Kirim email sesuai minat. Misalnya, subscriber yang tertarik pada SEO akan dapat konten SEO, bukan konten lain yang tidak relevan.
Kesalahan Umum dalam Email Copywriting
Judul clickbait yang membuat penerima kecewa setelah membuka.
Isi terlalu panjang tanpa struktur jelas.
Terlalu jualan tanpa memberi nilai (value first, sell later).
CTA tidak jelas atau terlalu banyak pilihan.
Tidak mobile-friendly. Ingat, mayoritas pembaca membuka email lewat smartphone.
Tips UX Friendly dalam Email Copy
Gunakan paragraf pendek (2–3 kalimat).
Tambahkanbullet point untuk memecah informasi.
Sertakan gambar ringan jika relevan.
Gunakan tombol CTA dengan warna kontras.
Selalu uji coba di berbagai perangkat.
Kesimpulan
Copywriting untuk email marketing membutuhkan seni keseimbangan antara persuasi, relevansi, dan personalisasi.
Cold email harus singkat, personal, dan fokus membangun koneksi awal.
Newsletter harus memberi nilai, menjaga engagement, dan mendorong aksi tanpa terasa memaksa.
Subjek email adalah “pintu masuk” utama, sementara isi menentukan apakah audiens mau melangkah lebih jauh.
Dengan struktur yang tepat, bahasa yang ramah, serta CTA yang jelas, email marketing bisa menjadi kanal dengan ROI paling tinggi bagi bisnis digital Anda.
Jika dilakukan konsisten, email bukan sekadar media promosi, tapi juga sarana membangun hubungan yang lebih dalam dan berkelanjutan dengan audiens.
Gabung dalam percakapan