[3.4] Mengenali Pola Konsumsi Target Market
Sebelum kamu memproduksi dan menjual produk kuliner, kamu harus benar-benar paham siapa yang akan membeli dan bagaimana mereka membeli Ini bukan sekadar soal “mereka suka makan kue” atau “mereka suka makanan pedas”.
Kamu perlu menggali lebih dalam pola konsumsi target market — kapan mereka makan, di mana mereka biasa membeli, berapa sering mereka beli, dan faktor apa saja yang memengaruhi keputusan mereka.
Kenapa ini penting? Karena dengan memahami pola konsumsi, kamu bisa:
- Menentukan waktu promosi terbaik ⏰
- Memilih harga yang pas 💰
- Membuat varian produk yang tepat 🎯
- Menghindari stok yang menumpuk atau basi ❌
🕵️♀️ 1. Apa Itu Pola Konsumsi?
Pola konsumsi adalah kebiasaan dan perilaku seseorang dalam mengonsumsi produk Dalam konteks bisnis kuliner rumahan, ini mencakup:
- Jenis makanan yang sering mereka beli
- Waktu pembelian (pagi, siang, sore, malam)
- Tempat pembelian(offline, online, marketplace, media sosial)
- Frekuensi pembelian (harian, mingguan, hanya saat event tertentu)
- Faktor penentu keputusan (harga, rasa, tren, rekomendasi teman)
📌 Contoh:
Kalau target pasarmu adalah anak kos, mereka cenderung mencari makanan praktis, murah, dan cepat diantar. Tapi kalau targetmu adalah ibu rumah tangga, mereka mungkin lebih tertarik pada makanan sehat, porsi besar, dan cocok untuk keluarga.
📊 2. Cara Mengidentifikasi Pola Konsumsi Target Pasar
Ada beberapa cara untuk mengetahui pola konsumsi calon pelangganmu:
a. Observasi langsung 👀
Amati perilaku orang di sekitar kamu:
- Apa yang mereka beli di warung atau online?
- Jam berapa mereka biasanya pesan makanan?
- Produk seperti apa yang cepat habis?
b. Tanya langsung ke calon pembeli 💬
Buat survei sederhana dengan pertanyaan seperti:
- “Biasanya kamu beli makanan online di jam berapa?”
- “Kalau jajan, kamu lebih pilih rasa manis, gurih, atau pedas?”
- “Berapa budget rata-rata yang kamu keluarkan untuk jajan?”
c. Gunakan data dari media sosial 📱
Lihat insight Instagram/TikTok untuk tahu jam aktif followers-mu, postingan yang paling disukai, dan produk yang mereka komentari.
d. Analisis tren pasar 🔍
Cari tahu tren makanan yang sedang booming, baik lokal maupun nasional.
Contoh: trend dessert box, kopi literan, sate taichan, atau bakso aci.
⏰ 3. Menentukan Waktu Emas Penjualan
Mengetahui kapan target pasar melakukan pembelian bisa membuat penjualanmu meledak. Misalnya:
- Sarapan (06.00–09.00) → cocok untuk menu bubur, nasi uduk, roti isi
- Jam istirahat siang (11.00–13.00) → makanan berat, snack, minuman segar
- Sore menjelang malam (16.00–19.00) → jajanan santai, cemilan, minuman hangat
- Larut malam (21.00–24.00) → makanan instan, camilan pedas
🛒 4. Menyesuaikan Produk dengan Pola Konsumsi
Begitu kamu tahu kebiasaan makan target pasarmu, kamu bisa menyesuaikan produk agar lebih laris.
Contoh:
- Target pasar: pekerja kantoran → jual makanan praktis dalam kemasan ready to eat.
- Target pasar: anak sekolah → jual jajanan kekinian dengan harga terjangkau.
- Target pasar: ibu rumah tangga → jual paket lauk keluarga yang hemat waktu masak.
💡 5. Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Konsumsi
Pola konsumsi tidak hanya soal kebutuhan fisik, tapi juga dipengaruhi faktor psikologis seperti:
- FOMO (Fear of Missing Out) → orang beli karena takut ketinggalan tren 📈
- Mood → orang cenderung membeli makanan manis saat sedang sedih atau stres 🍫
- Moment spesial → ulang tahun, lebaran, hari raya, liburan panjang
📈 6. Menguji Pola Konsumsi dengan Penjualan Kecil
Sebelum produksi besar, lakukan uji coba:
- Jual produk dalam jumlah terbatas di beberapa jam berbeda.
- Catat jam mana yang paling laku.
- Catat tipe produk yang lebih cepat habis.
📌 Dengan begitu, kamu punya data nyata, bukan hanya asumsi.
✨ Kesimpulan
Mengenali pola konsumsi target market itu ibarat punya peta harta karun:
Kamu tahu ke mana harus melangkah, kapan harus menjual, dan produk seperti apa yang harus ditawarkan.
Semakin paham kebiasaan mereka, semakin besar peluang bisnismu untuk tepat sasaran dan laris manis.
Gabung dalam percakapan