2.3 Framework Riset Pasar & Kompetitor untuk Copywriter
Salah satu rahasia menjadi copywriter yang benar-benar efektif bukan hanya soal kepiawaian merangkai kata, melainkan juga seberapa dalam riset yang dilakukan sebelum menulis. Tanpa riset pasar dan kompetitor yang matang, copywriting hanya akan menjadi kumpulan kalimat indah tanpa arah. Padahal, dalam dunia bisnis, kata-kata yang kita tulis harus bisa menjadi senjata untuk memenangkan hati audiens sekaligus bersaing dengan kompetitor.
Di sinilah pentingnya framework riset pasar dan kompetitor untuk copywriter. Framework ini bukan hanya membantu memahami siapa audiens dan apa yang mereka butuhkan, tetapi juga bagaimana peta persaingan bekerja serta peluang apa yang bisa dimanfaatkan. Dengan kerangka riset yang sistematis, copywriter bisa menciptakan pesan yang relevan, unik, sekaligus tak mudah ditiru kompetitor.
Pada pembahasan ini, kita akan mengulas secara mendalam:
Mengapa riset pasar penting bagi copywriter.
Unsur utama dalam riset pasar.
Framework riset kompetitor.
Tools yang bisa membantu copywriter melakukan riset.
Studi kasus penerapan riset pasar & kompetitor.
Kesalahan umum yang harus dihindari.
Langkah praktis untuk mulai membangun riset copywriting.
Mengapa Riset Pasar Penting Bagi Copywriter?
Banyak orang berpikir riset pasar hanya tugas tim marketing atau analis bisnis. Faktanya, copywriter sangat membutuhkan data riset pasar untuk bisa menulis dengan efektif.
Bayangkan jika Anda diminta membuat iklan untuk produk minuman kesehatan tanpa tahu:
Siapa target pasarnya.
Apa kelebihan produk dibanding yang lain.
Bagaimana tren minuman kesehatan saat ini.
Hasil copywritingnya pasti akan generik, mudah dilupakan, dan tidak memikat audiens.
Dengan riset pasar, copywriter bisa:
1.Mengenali tren industri → Apa yang sedang naik daun, apa yang menurun.
2.Memahami preferensi konsumen → Gaya bahasa apa yang mereka suka, kebutuhan apa yang mereka cari.
3.Menemukan celah di pasar → Mengetahui area yang belum banyak digarap kompetitor.
4.Menciptakan pesan yang relevan → Copywriting terasa “ngena” karena sesuai realita audiens.
Unsur Utama dalam Riset Pasar untuk Copywriter
1. Analisis Tren Industri
Copywriter harus tahu dinamika pasar tempat produk beroperasi. Apakah industri sedang berkembang, stagnan, atau menurun?
Contoh: Jika tren menunjukkan meningkatnya minat pada produk ramah lingkungan, maka copywriting bisa menonjolkan sisi “eco-friendly” dari produk.
2. Segmentasi Pasar
Riset pasar membantu mengidentifikasi segmen audiens yang paling potensial. Segmentasi ini bisa berdasarkan:
Demografi (usia, gender, pekerjaan).
Psikografi (gaya hidup, hobi, nilai hidup).
Geografi (lokasi, budaya).
Perilaku (kebiasaan membeli, brand loyalty).
Copywriting yang ditujukan untuk mahasiswa tentu berbeda dengan untuk eksekutif muda.
3. Customer Journey
Riset pasar juga harus memahami tahapan audiens dalam perjalanan membeli (awareness, consideration, decision). Dengan begitu, copywriting bisa disesuaikan dengan konteks.
Misalnya:
Awareness → Headline inspiratif.
Consideration → Penjelasan detail manfaat.
Decision → CTA yang kuat dengan penawaran khusus.
4. Pain Point & Desire
Tanpa tahu masalah dan keinginan utama audiens, copywriting akan sulit menembus hati mereka. Karena itu, riset pasar harus mengungkap masalah apa yang paling mengganggu audiens dan apa impian yang mereka kejar.
Framework Riset Kompetitor
Selain audiens, copywriter juga harus memahami siapa saja pesaing yang ada di pasar. Tujuannya bukan untuk meniru, melainkan untuk menemukan ruang kosong (gap) yang bisa dieksplorasi.
Framework riset kompetitor mencakup:
1. Identifikasi Kompetitor Utama
Kompetitor langsung → Menjual produk yang sama, misalnya Grab vs Gojek.
Kompetitor tidak langsung → Produk substitusi, misalnya bioskop vs Netflix.
2. Analisis Pesan yang Mereka Gunakan
Perhatikan copywriting kompetitor di berbagai channel: website, iklan, media sosial, email marketing. Analisis gaya bahasa, headline, CTA, hingga narasi yang dipakai.
3. Bandingkan Value Proposition
Apa janji utama yang ditawarkan kompetitor? Misalnya, satu aplikasi bank digital menonjolkan “biaya admin gratis”, sementara lainnya fokus pada “kemudahan transaksi internasional.”
4. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Kompetitor
Gunakan pendekatan SWOT Analysis:
Strength (Kekuatan).
Weakness (Kelemahan).
Opportunity (Peluang).
Threat (Ancaman).
5. Temukan Differensiasi
Setelah tahu apa yang kompetitor tawarkan, copywriter bisa menyusun strategi berbeda. Misalnya, jika semua kompetitor fokus pada harga murah, brand bisa menonjolkan kualitas premium.
---Tools Riset Pasar & Kompetitor untuk Copywriter
Berikut beberapa tools yang bisa mempermudah riset:
1. Google Trends → Melihat tren kata kunci dan topik populer.
2. SEMrush / Ahrefs → Analisis keyword, traffic website kompetitor, dan strategi konten.
3. SimilarWeb → Mengetahui asal traffic kompetitor.
4. BuzzSumo→ Melihat konten apa yang paling banyak dibagikan.
5. Social Media Listening Tools (Hootsuite, Brandwatch) → Mengetahui apa yang sedang dibicarakan audiens tentang brand atau kompetitor.
6. Customer Review & Forum → Membaca ulasan produk di marketplace atau forum untuk mengetahui keluhan dan harapan pelanggan.
---Studi Kasus: Riset Pasar & Kompetitor
Kasus: Brand Skincare Lokal
Riset Pasar:
Tren menunjukkan meningkatnya minat pada skincare berbahan alami.
Audiens utama: wanita usia 20–35 tahun, tinggal di kota besar, peduli pada kesehatan kulit.
Pain point: kulit kusam akibat polusi, khawatir efek bahan kimia.
Riset Kompetitor:
Brand A menonjolkan “teknologi Korea.”
Brand B fokus pada “harga terjangkau.”
Brand C menekankan “bahan alami tanpa paraben.”
Strategi Copywriting:
Value Proposition: “Skincare lokal berbahan alami tropis untuk kulit sehat bercahaya.”
Big Idea: “Cantik alami, percaya diri setiap hari.”
Headline: “Saatnya kulitmu bernapas dengan nutrisi alami tropis.”
Dengan riset yang matang, copywriting menjadi lebih tajam, unik, dan sesuai kebutuhan audiens.
---Kesalahan Umum dalam Riset Pasar & Kompetitor
1. Terlalu Fokus pada Data Kuantitatif Angka memang penting, tapi insight emosional audiens sering kali lebih berharga.
2. Meniru Kompetitor Mentah-mentah Tujuan riset bukan untuk menyalin, melainkan menemukan celah berbeda.
3. Mengabaikan Tren Baru Pasar selalu berubah. Copywriter harus update dengan dinamika terbaru.
4. Tidak Melibatkan Feedback Konsumen Kadang, data terbaik datang langsung dari percakapan dengan konsumen.
---Langkah Praktis Membangun Riset untuk Copywriting
1.Mulai dari audiens → Siapa yang jadi target utama?
2.Kumpulkan data pasar → Tren, pertumbuhan industri, preferensi konsumen.
3.Analisis kompetitor→ Gaya komunikasi, value proposition, kelemahan mereka.
4.Temukan gap → Apa yang belum disentuh kompetitor, tapi diinginkan audiens.
5.usun insight copywriting* → Hasil riset diterjemahkan ke pesan inti, tone of voice, dan angle kampanye.
6.Validasi dengan tes → Uji apakah pesan yang dibuat benar-benar relevan dengan audiens.
---Kesimpulan
Riset pasar dan kompetitor adalah fondasi strategi copywriting yang efektif. Tanpa riset, copywriting akan seperti menembak dalam gelap: bisa kena, tapi lebih sering meleset. Dengan riset, copywriter bisa memastikan pesan yang ditulis:
Relevan dengan audiens.
Menonjol dibanding kompetitor.
Sejalan dengan tren pasar.
Framework riset pasar & kompetitor membantu copywriter menyusun pesan yangberbasis data sekaligus menyentuh emosi. Hasilnya, copywriting tidak hanya menarik perhatian, tetapi juga membangun kepercayaan, diferensiasi, dan pada akhirnya mendorong konversi.
ngat, kata-kata terbaik lahir dari pemahaman yang mendalam. Dan pemahaman hanya bisa didapat dengan riset. Jadi, sebelum menulis headline, body copy, atau CTA, pastikan Anda sudah melakukan riset pasar dan kompetitor dengan framework yang tepat. Karena copywriter hebat bukan hanya penulis kata, tapi juga peneliti yang jeli dan strategis.
Gabung dalam percakapan